Arda Chandra :
Pertanyaan buat Kristen dan sampai sekarang tidak pernah bisa dijawab : Kalau Kristen menyatakan percaya dan sudah ditebus dosanya, apakah ini memastikan bahwa si Kristen tersebut akan mati dengan tidak membawa dosa..?
Siapa Kristen yang bisa memastikan bagaimana caranya dia akan mati kelak..??
Apakah si juru selamat Kristen bisa menjamin bahwa mereka tidak mati dalam keadaan membawa dosa..??
Esra Alfred Soru :
[[[[Pertanyaan buat Kristen dan sampai sekarang tidak pernah bisa dijawab :]]]]
Esra : saya kira bukan tak pernah bisa dijawab. Persoalannya adalah apakah anda mau terima jawaban itu atau tidak?
=====
[[[[Kalau Kristen menyatakan percaya dan sudah ditebus dosanya, apakah ini memastikan bahwa si Kristen tersebut akan mati dengan tidak membawa dosa..?]]]]
Esra : Tidak!
=====
[[[[Siapa Kristen yang bisa memastikan bagaimana caranya dia akan mati kelak..??]]]]
Esra : Tidak ada!
====
[[[[Apakah si juru selamat Kristen bisa menjamin bahwa mereka tidak mati dalam keadaan membawa dosa..??]]]]
Esra : Tidak juga! Selama di dunia ini bahkan kita tidak terlepas dari dosa. Tetapi penebusan dosa yang dilakukan Yesus sudah tercakup di dalamnya dosa2 ke depan yang akan dibuat seseorang selama hidupnya. Itulah sebabnya ketika di atas salib dia berkata “SUDAH SELESAI”.
Korban penebusan yang dia berikan untuk semua dosa dari orang yang ditebus itu sehingga sekalipun orang itu tetap berdosa, dosa itu tak akan pernah bisa bawa dia ke neraka. Itu pun sudah ditebus.
1 Yoh 2:1-2 : Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita,
Jadi pertanyaan anda sudah terjawab bukan? Sekarang tinggal soal anda mau terima atau tidak. Tidak pun no problem, itu kan kepercayan Kristen! Tak ada yang memaksa anda mengakuinya.
Arda Chandra :
Memang koq, pertanyaan sudah terjawab oleh Rio Bird dan apa yang dia sampaikan mirip dengan apa yang anda sampaikan. Saya juga bukan dalam rangka mau menggugat konsep keselamatan Kristen, tapi ingin memahaminya. Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Rio Bird dan anda, saya merumuskannya begini :
Jadi semua dosa orang yang percaya dan mati dengan membawa dosa tersebut ditebus Yesus sehingga mereka bisa masuk surga dalam kesucian. Hitler yang membunuh 6 juta Yahudi namun karena dia adalah Kristen yang percaya, maka masuk surga sedangkan 6 juta Yahudi masuk neraka karena mereka bukan orang yang percaya. George Bush yang membunuhi rakyat Afganistan dan Irak masuk surga karena dosa membunuhnya sudah ditebus Yesus, sebab Bush meyakini tindakannya tersebut merupakan ilham dari roh kudus untuk memerangi teroris.
Anda membunuh seorang Muslim dengan sewenang-wenang, maka dosa membunuh yang anda bawa mati tersebut ditebus Yesus dan anda masuk surga, sedangkan Muslim yang anda dzalimi masuk neraka karena tidak percaya.
Saya tidak dalam rangka menyampaikan pandangan pribadi saya terhadap konsep keselamatan ini, tapi hanya sekedar merumuskan apa yang anda sampaikan. Apa yang saya sampaikan ini bukan berasal dari kesimpulan saya pribadi.
Saya menyatakan sangat menghargai dan salut dengan anda, karena beberapa kali soal ini saya sampaikan, tidak ada yang 'sampai hati' menjelaskan seperti yang anda lakukan, karena ini tentu sangat beresiko terutama kepada rekan seiman anda, bagaimana mereka bisa dihadapkan dengan suatu ajaran yang sangat 'mengerikan'. (merupakan jawaban saya terhadap diskusi sebelumnya yang saya copas lagi)
Esra Alfred Soru :
Anda perlu ketahui bahwa kami percaya adanya orang yang disebut Kristen KTP. Artinya mereka mengaku percaya tetapi mereka tidak pernah sungguh-sungguh orang percaya. Sekalipun mereka beragama Kristen, mereka tidak pernah diselamatkan/ditebus dosanya. Kalau orang sungguh-sungguh percaya, ia akan diberikan Roh Kudus. Apabila ada Roh Kudus di dalam dirinya, akan memunculkan perbuatan baik sehingga ada perubahan dalam hidupnya ke arah yang lebih baik. Kalau tidak ada, berarti dia tidak punya Roh Kudus dan kalau tidak punya RK, dia tak pernah sungguh-sungguh percaya Yesus. Meskipun demikian orang yang sungguh-sungguh percayapun masih buat dosa. Tetapi sikap pada dosa itu menentukan orang itu sungguh-sngguh percaya atau tidak. Jadi orang-orang yang membunuh dengan sengaja dan berdarah dingin seperti itu, saya ragukan bahwa mereka adalah sungguh-sungguh orang percaya. Sangat mungkin mereka cuma Kristen KTP, dan tak ada keselamatan untuk orang-orang seperti itu kalau mereka tidak sungguh-sungguh beriman / bertobat.
Yakobus 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Arda Chandra :
Sudah didiskusikan pak Esra Alfred Soru, bung Rio Bird menyatakan dosa yang ditebus Yesus tidak tergantung besar kecilnya, sepanjang orang tersebut percaya maka sekalipun mati dengan membawa dosa sebesar apapun maka dosanya akan ditebus dan masuk surga.
Apa yang ada dalam hati orang tentu saja kita tidak bisa mengukurnya..
Esra Alfred Soru :
Betul sekali. Kalau orangnya benar-orang percaya, dia bisa jatuh dalam dosa yang besar sekalipun. Tetapi ia akan tetap diselamatkan. Tetapi kita juga harus melihat kemungkinan lain akan adanya orang-orang Kristen KTP yang dosanya juga besar.
Arda Chandra :
Artinya Hitler bisa masuk surga donk, sedangkan 6 juta Yahudi yang tidak percaya tidak bisa masuk surga..
Esra Alfred Soru :
Belum tentu! Karena tetap ada kemungkinan dia Kristen KTP. Dan dari kejahatan-kejahatan dia, saya lebih condong bahwa dia Kristen KTP daripada seorang Kristen sejati yang hanya sekedar jatuh dalam dosa.
Arda Chandra :
Pak Esra Alfred Soru tidak perlu menanggapi postingan yang lain..
Esra Alfred Soru :
Baik pak Ardha, senang diskusi dengan anda. Perlu anda ketahui, saya akan jawab apa yang anda tanyakan sesuai degan apa yang dipercaya Kristen. Soal anda tidak mempercayai / menerima itu, itu persoalan lain. Yang penting saya jelaskan apa yang dipercayai Kristen sesuai Kitab Sucinya. Perkara orang tak mau percaya Kitab Suci Kristen, itu juga soal lain. Yang pasti Kristen mendirikan ajarannya dari Kitab Sucinya dan karena itu menjadi dasar ajarannya.
Arda Chandra :
[[[[Esra : Belum tentu! Karena tetap ada kemungkinan dia Kristen KTP. Dan dari kejahatan-kejahatan dia, saya lebih condong bahwa dia Kristen KTP daripada seorang Kristen sejati yang hanya sekedar jatuh dalam dosa.]]]]]
Artinya bisa iya bisa tidak, dan kita semua tidak bisa memastikan apa isi hati Hitler, Bush, dll bagaimana tingkat keimanan dia terhadap Yesus.
Katakanlah ketika melakukan pembunuhan 6 juta Yahudi, Hitler tidak sedang percaya, lalu ketika mau di bom di bunkernya dia mati dalam keadaan percaya, imannya di recovery lagi, maka dosanya membunuh 6 juta Yahudi tersebut ditebus oleh Yesus, sebaliknya 6 juta Yahudi yang didzolimi masuk neraka karena bukan mereka yang percaya..
Apakah begitu kemungkinannya..??
Esra Alfred Soru :
Ya! Apalagi kita tidak mengenal orangnya. Tapi seperti saya bilang bahwa dari kisah-kisah kejahatannya, saya condong dia Kristen KTP dan tidak diselamatkan. Tetapi saya tidak bisa memastikan itu karena Kristen juga percaya bahwa sebesar apapun dosa orang, kalau dia percaya Yesus sungguh-sungguh sebagai Tuhan dan Juruselamat, dia diselamatkan sekalipun itu terjadi pada detik terakhir hidupnya. Di Alkitab ada kisah penjahat di samping Yesus yang diselamatkan pada hari di mana dia disalib bersama Yesus. Jadi seandainya sebelum mati Hitler memohon ampun dan sungguh-sungguh percaya seperti penjahat itu, meskipun hanya di hati dia dan hanya dia dan Tuhan yang tahu, dia diselamatkan. Jadi saya tidak bisa memastikan itu.
=====
[[[[Katakanlah ketika melakukan pembunuhan 6 juta Yahudi, Hitler tidak sedang percaya, lalu ketika mau di bom di bunkernya dia mati dalam keadaan percaya, imannya di recovery lagi, maka dosanya membunuh 6 juta Yahudi tersebut ditebus oleh Yesus]]]]
Esra : Sebagaimana saya jelaskan di atas, asal dia beriman sunggu2 di detik terakhir hidupnya, semua dosanya ditebus dan dia diselamatkan.
=====
[[[[sebaliknya 6 juta Yahudi yang didzolimi masuk neraka karena bukan mereka yang percaya..]]]]
Esra : Ya! Mereka masuk neraka karena ketidakpercayaannya dan itu tidak ada kaitan dengan terzdzoliminya mereka. Terdzolimi atau tidak, jika tidak percaya Yesus, tidak akan selamat / masuk neraka.
Arda Chandra :
Saya kasih ilustrasi lagi, biar saya lebih memahami bagaimana konsep Kristen soal keselamatan. Misalnya saya seorang Muslim masuk Kristen, dan ternyata kedua orangtua saya marah lalu memaksa saya untuk kembali masuk Islam, karena bertengkar akhirnya saya membunuh kedua orangtua saya tersebut.
Pertanyaannya : apakah pembunuhan yang saya lakukan demi membela keimanan Kristen saya ini dihitung sebagai dosa..??
Esra Alfred Soru :
Pembunuhan itu tetap dosa. Menjadi Kristen memang bisa dimusuhi oleh keluarga. Tetapi itu tetap tidak membenarkan tindakan membunuh itu.
Nah kalau ini dikaitkan dengan keselamatan, apakah anda selamat? Tergantung waktu anda masuk kristen itu anda benar-benar percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat atau tidak? Karena orang bisa masuk Kristen dengan berbagai motivasi yang salah. Jadi kalau anda tidak benar-benar percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, anda tetap tidak selamat, bahkan kalaupun anda tidak membunuh orang tua anda. Tapi kalau anda memang benar-benar percaya, dosa pembunuhan itu ditebus sehingga anda akan selamat.
Arda Chandra :
Tentu saja percaya, kalau tidak buat apa saya sampai mau membunuh mereka..?? Membunuh demi mempertahankan iman ternyata tetap berdosa menurut konsep Kristen.
Kalau saya hanya punya pilihan : membunuh atau keluar dari Kristen, apa yang mesti saya lakukan..?
Esra Alfred Soru :
[[[[Tentu saja percaya, kalau tidak buat apa saya sampai mau membunuh mereka..??]]]]
Esra : Kesungguhan menjadi Kristen tak harus diwujudkan lewat membunuh mereka. Sebaliknya membunuh mereka tidak secara otomatis membuktikan kesungguhan itu. Biasa saja karena emosi yang tak terkendali, dan alasan2 lainnya.
=====
[[[[membunuh demi mempertahankan iman ternyata tetap berdosa menurut konsep Kristen.]]]]
Esra : ya tetap dosa!
======
[[[[Kalau saya hanya punya pilihan : membunuh atau keluar dari Kristen, apa yang mesti saya lakukan..?]]]]
Esra : Dalam kondisi macam apa sehingga anda hanya bisa punya 2 pilihan semacam itu? Apakah tidak bisa anda tetap di dalam Kristen tanpa membunuh orang tua anda? Sekalipun resikonya anda yang dibunuh, tetap itu adalah sebuah pilihan lain di samping membunuh bukan?
Arda Chandra :
[[[Esra : Dalam kondisi macam apa sehingga anda hanya bisa punya 2 pilihan semacam itu? Apakah tidak bisa anda tetap di dalam Kristen tanpa membunuh orang tua anda? Sekalipun resikonya anda yang dibunuh, tetap itu adalah sebuah pilihan lain di samping membunuh bukan?]]]]
Wah..kalau jawaban pak Esra Alfred Soru seperti ini, ini namanya ada 3 pilihan.. padahal saya hanya punya 2 pilihan, dan ini mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita, bahkan sering dihadapi malah. manusia akan selalu dihadapi dilema, istilahnya 'makan buah simalakama', dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati', tidak ada pilihan ketiga. tapi kalau Kristen tidak punya jawaban terhadap kondisi ini tidak apa-apa..
Yang jadi pertanyaan saya adalah : anda mengatakan membunuh demi mempertahankan iman tetap dosa. Lalu apakah dosanya sama nilainya dengan membunuh karena kejahatan..?? misalnya saya membunuh orangtua dengan dasar agar cepat dapat warisan. Perbuatannya sama, korbannya sama, caranya sama, bedanya kalau yang satu dasarnya adalah iman, sedangkan yang lain dasarnya adalah kejahatan. Apakah Kristen menilai suatu perbuatan berdasarkan bentuk perbuatannya dan tidak peduli dengan niat yang melandasinya..??
Sebagai contoh dalam pengadilan di dunia, hukuman bagi pencuri yang melakukan pencurian karena kelaparan dengan yang didasari karena memang berniat jahat tentu saja berbeda. membunuh karena terpaksa, misalnya karena mau diperkosa jelas akan beda hukumannya membunuh karena maksud jahat..
Bagaimana ajaran Kristen menilai hal ini...? kalau yang saya tangkap dari jawaban-jawaban anda, tidak ada bedanya, membunuh dengan dalil apapun nilainya sama dan hukumannya sama..
Esra Alfred Soru :
[[[[Wah..kalau jawaban pak Esra Alfred Soru seperti ini, ini namanya ada 3 pilihan.. padahal saya hanya punya 2 pilihan, dan ini mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita, bahkan sering dihadapi malah. manusia akan selalu dihadapi dilema, istilahnya 'makan buah simalakama', dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati', tidak ada pilihan ketiga. tapi kalau Kristen tidak punya jawaban terhadap kondisi ini tidak apa-apa..]]]]
Esra : Anda memulai dengan contoh kasus. Dan lalu anda mengatakan hanya ada 2 pilihan. Seharusnya anda memberikan juga contoh kasus yang bagaimana sehingga hanya ada 2 pilihan? Karena Yesus mengajarkan kita bahkan rela mati demi iman / percaya kita. Sehingga jikalau pilihan terburuk yakni kita mati, kondisi macam apakah yang hanya menyisakan 2 pilihan itu?
======
[[[[Yang jadi pertanyaan saya adalah : anda mengatakan membunuh demi mempertahankan iman tetap dosa. Lalu apakah dosanya sama nilainya dengan membunuh karena kejahatan..?? misalnya saya membunuh orangtua dengan dasar agar cepat dapat warisan. Perbuatannya sama, korbannya sama, caranya sama, bedanya kalau yang satu dasarnya adalah iman, sedangkan yang lain dasarnya adalah kejahatan. Apakah Kristen menilai suatu perbuatan berdasarkan bentuk perbuatannya dan tidak peduli dengan niat yang melandasinya..??
Sebagai contoh dalam pengadilan di dunia, hukuman bagi pencuri yang melakukan pencurian karena kelaparan dengan yang didasari karena memang berniat jahat tentu saja berbeda. membunuh karena terpaksa, misalnya karena mau diperkosa jelas akan beda hukumannya membunuh karena maksud jahat..
Bagaimana ajaran Kristen menilai hal ini...? kalau yang saya tangkap dari jawaban-jawaban anda, tidak ada bedanya, membunuh dengan dalil apapun nilainya sama dan hukumannya sama.. ]]]]
Esra : Sama-sama dosa tetapi Kristen percaya dosa itu adalah tingkatannya.
Yoh 19:11 - “Yesus menjawab: ‘Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, LEBIH BESAR DOSANYA.’”.
Ibr 10:28-29 - “(28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (29) BETAPA LEBIH BERATNYA HUKUMAN yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”.
Contoh : Mat 10:15 dan Luk 12:47,48 jelas menunjukkan bahwa besarnya dosa tergantung dari ‘terang’ yang ada pada orang itu. Makin banyak ‘terang’ yang ia punyai, makin berat dosanya!
Mat 10:15 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.’”.
Luk 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”
Ini hanya salah 1 contoh. Ada banyak faktor yang menentukan itu seperti faktor kesengajaan, keterpaksaan, dll. Atau seperti yang anda contohkan. Jadi tentu ada beda tingkatan tetapi jenisnya tetap sama yakni dosa. Jadi motivasi seseorang melakukan suatu kejahatan hanya menentukan tingkatan dosa dan bukan menentukan dosa atau tidak.
Arda Chandra :
Kalau begitu iman tidak menentukan nilai suatu perbuatan..?
Esra Alfred Soru :
Bisa perjelas maksudnya?
Arda Chandra :
Membunuh dengan landasan iman tetap berdosa, artinya iman tidak menentukan nilai perbuatan tersebut..
Esra Alfred Soru :
Dosa atau tidak itu bergantung pada Firman Tuhan karena dosa adalah pelanggaran akan Firman Tuhan / hukum Tuhan.
I Yohanes 3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
Sehingga dengan motivasi apapun jikalau itu melanggar Firman Tuhan maka itu tetap dosa. Jadi orang tidak bisa / boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman dengan alasan iman. Itu tetap dosa.
Arda Chandra :
Mengerti pak, saya makin memahaminya sekarang, jadi nilai suatu perbuatan dikatakan dosa atau tidak terkait dengan bentuk perbuatannya, apakah swesuai dengan firman Tuhan atau tidak. kalau firman Tuhan mengatakan membunuh adalah dosa, maka apapun alasannya termasuk karena iman, tetap berdosa, Jadi iman memang tidak menentukan nilai suatu perbuatan, tapi yang menentukan adalah bentuk perbuatannya.
Apakah ini berlaku sebaliknya..?? suatu perbuatan baik akan dinilai baik sekalipun tidak dilandasi iman, asal sesuai dengan firman, maka itu adalah kebaikan juga..
Esra Alfred Soru :
[[[[Mengerti pak, saya makin memahaminya sekarang, jadi nilai suatu perbuatan dikatakan dosa atau tidak terkait dengan bentuk perbuatannya, apakah swesuai dengan firman Tuhan atau tidak. kalau firman Tuhan mengatakan membunuh adalah dosa, maka apapun alasannya termasuk karena iman, tetap berdosa, Jadi iman memang tidak menentukan nilai suatu perbuatan, tapi yang menentukan adalah bentuk perbuatannya.]]]]
Esra : Yang prinsip bukan bentuk perbuatannya tetapi apakah itu perbuatan itu bertentangan dengan Firman Tuhan / tidak.
======
[[[[Apakah ini berlaku sebaliknya..?? suatu perbuatan baik akan dinilai baik sekalipun tidak dilandasi iman, asal sesuai dengan firman, maka itu adalah kebaikan juga..]]]]
Esra : Tidak bisa dibalik. Mengapa? Karena 1 perbuatan baru dianggap baik jikalau dilakukan atas dasar iman.
Ibr 11:6 : Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah…..
Rom 14:23 “….Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.
Jadi : Jikalau orang tidak beriman, tidak ada perbuatannya yang bisa dianggap baik. Sekalipun perbuatan itu secara faktual sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi setelah dia beriman, dia tidak boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman. Jika dilakukan, itu dosa.
Arda Chandra :
Wah..saya jadi bingung lagi nih, sebelumnya pak Esra Alfred Soru menyatakan suatu perbuatan dosa tetap dinilai dosa sekalipun dilakukan atas dasar iman, bahkan saya memberi contoh seorang anak yang membunuh orangtuanya demi mempertahankan iman Kristennya. Anda tetap menyatakan itu adalah dosa karena tidak sesuai dengan firman Tuhan, cuma iman membuat bobot dosanya berbeda.
Sekarang anda malah bicara sebaliknya lagi, bahwa : perbuatan baru dianggap baik jika dilakukan atas dasar iman, lalu apakah tindakan saya yang membunun orangtua saya tersebut dengan semata-mata landasan iman, bahkan mempertahankan iman tersebut dinilai suatu kebaikan..??
Esra Alfred Soru :
[[[[ah..saya jadi bingung lagi nih, sebelumnya pak Esra Alfred Soru menyatakan suatu perbuatan dosa tetap dinilai dosa sekalipun dilakukan atas dasar iman, bahkan saya memberi contoh seorang anak yang membunuh orangtuanya demi mempertahankan iman Kristennya. Anda tetap menyatakan itu adalah dosa karena tidak sesuai dengan firman Tuhan, cuma iman membuat bobot dosanya berbeda.
Esra : memang itu dosa karena tak pernah ada perintah perintah untuk membunuh orangtua karena mempertahakan iman.
=====
[[[[Sekarang anda malah bicara sebaliknya lagi, bahwa : perbuatan baru dianggap baik jika dilakukan atas dasar iman, lalu apakah tindakan saya yang membunun orangtua saya tersebut dengan semata-mata landasan iman, bahkan mempertahankan iman tersebut dinilai suatu kebaikan..??]]]]
Esra : Perbuatan baru dianggap baik jika dasarnya iman. Tapi perbuatan itu tidak boleh perbuatan yang dilarang Kitab Suci. Misalnya berzinah itu dosa. Apakah seseorang yang melakukan zinah atas dasar iamnnya mau dianggap bukan dosa? Tentu tidak!
Jadi memang benar bahwa suatu perbuatan baru dianggap baik apabila dilakukan atas dasar iman tetapi itu tidak berarti bahwa perbuatan apapun termasuk yang melawan firman dianggap benar karena dasarnya iman.
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment