Search This Blog

Aug 5, 2015

Teknik Pembuatan Piramida Dalam Al-Quran

💬 : 0 comment

Kisah Firaun Membuat Piramid Dalam Al-Quran

Ayat Al-Qur'an menunjukkan fakta bahwa bangunan piramida dibangun oleh Haman atas perintah Firaun, dan pembuatannya menggunakan tanah liat yang dibakar dan bukanlah dari potongan batu utuh yang difahami oleh sebagian orang sejak dulu sampai saat ini. Allah berfirman:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

"Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat  kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia termasuk orang-orang pendusta". (Al-Qashash:38)

Dalam ayat ini menunjukkan tentang teknologi konstruksi yang digunakan untuk bangunan tinggi sebuah monumen seperti firman Allah: "buatkanlah untukku bangunan yang tinggi"

dan kata bangunan secara bahasa adalah setiap bangunan tinggi.

Teknik ini didasarkan pada lumpur dan panas seperti dalam penggalan ayat:

"Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat"

Teknik Pembuatan Piramida Dalam Al-Quran

Keajaiban Al-Qur'an Mendahului Penemuan Ilmiah

Subhanallah. Ada bukti yang menunjukkan bahwa patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemukan dalam peradaban Rumania dan yang lainnya juga dibangun dari tanah liat. Dapat dikatakan: Keajaiban Al Qur'an menunjukkan bahwa cara untuk membangun bangunan-bangunan dari tanah liat dan ini yang tidak diketahui pada waktu turunnya Alquran,

Ini berarti menunjukkan bahwa ide bangunan piramida, monumen, patung dan benda-benda antik lainnya dari tanah liat, tidak datang hanya di akhir abad dua puluh, dan Al Qur'an telah menyebutkannya sebelum empat belas abad yang lalu. Namun kenapa harus ke Firaun, karena bangunan terbesar yang dibangun dari tanah liat adalah piramida.

Kisah Firaun dan Musa Menjadi Bukti Kenabian Muhammad SAW

Firaun mungkin bukanlah sosok yang telah membangun piramida karena ia meninggal karena tenggelam, namun ia menggunakan teknik rekayasa bangunan ketika membuat sampai monumen dan kemudian dihancurkan oleh Tuhan setelah itu, dan karenanya sebagai pintu integritas ilmiah, Al-Quran adalah kitab pertama yang  mengungkapkan rahasia bangunan piramida, bukan para  ilmuwan Amerika ataupun Eropa.

Kita tahu bahwa Nabi SAW tidak pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramida, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentang kisah hidup Firaun sebelum diturunkannya ayat tentang Firaun dalam Al-Quran.

Tidak ada satupun di muka bumi ini pada waktu itu yang mengetahui tentang rahasia piramida dan para ilmuwan tidak yakin bahwa Firaun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen tinggi kecuali beberapa tahun belakangan ini. Dan Nabi SAW telah mngetahui tentang "Firaun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen" berdasarkan firman Allah yang telah beliau terima.

Ayat Al-Qashsash ayat 38 sangat jelas dan kuat membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah mengetahui kisah Firaun dan Musa ditanah Mesir dengan sendirinya tetapi berdasarkan petunjuk Allah yang telah menciptakan Firaun dan menenggelamkannya, dan Allah pula yang telah menyelamatkan Nabi Musa beserta orang-orang Yahudi yang beriman dari berbagai bencanan. Dan Dia pula yang memberitahukan kepada Nabi-Nya akan hakikat ilmiah ini, dan ayat ini menjadi saksi kebenaran kenabiannya pada zaman modern ini.

Al-Quran Mendahului Sains Modern

Kebenaran ilmiah yang telah diterbitkan dalam abad kedua puluh satu telah disebutkan dalam Alquran sejak empat belas abad yang lalu. Dalam waktu lama para ilmuwan kebingungan karena mereka tidak mampu menemukan rahasia dari konstruksi dan bahan bangunan dan dalam waktu lama pula umat manusia memandang bahwa banguan itu adalah sebuah teka-teki yang membingungkan dalam waktu lama juga para penulis menyusun tulisannya tentang bangunan tersebut yang hanya sebuah keajaiban dunia atau legenda dan dongeng belaka, namun akhirnya, kebenaran mulai muncul dan melalui penelitian ilmiah modern yang terlambat setelah Al-Quran lebih dulu menjelaskannya.

Penelitian terbaru mengatakan bahwa piramida dibangun dari tanah liat dan panas. Dan yang sangat menakjubkan adalah bahwa Alquran telah mengungkap fakta ini dengan sangat jelas sesuai dengan ungkapan Firaun kepada Haman saat itu.

Penelitian Ilmuan Tentang Teknik Pembuatan Piramida

Dalam edisi tanggal 1 Desember 2006 majalah Amerika Times menerbitkan berita ilmiah yang mengkonfirmasi bahwa Firaun menggunakan tanah liat untuk membangun piramida. Menurut penelitian Amerika-Perancis menyebutkan bahwa batu yang digunakan untuk membuat piramida, sebelumnya telah dilemparkan/ diletakkan di bawah kayu lalu dipanaskan sehingga membentuk batu keras yang hampir menyerupai batu alami.

Para ilmuwan mengatakan bahwa Firaun mahir dalam ilmu kimia dan mengelola tanah liat, metode yang mereka gunakan masih menjadi rahasia dan tidak diizinkan untuk diakses oleh publik atau terkodifikasi pada kode khusus yang mereka rahasiakan. Profesor Gilles Hug dan Michel juga Profesor Barsoum menegaskan bahwa piramida yang paling besar di Giza, Mesir terbuat dari dua jenis batu: batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual.

Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah "Journal of American Ceramic Society" menegaskan bahwa Firaun menggunakan jenis tanah "slurry Firaun" untuk membangun monumen yang tinggi secara umum, dan membangun piramida pada khususnya. Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram, dan inilah yang membuat Firaun menggunakan batu alam untuk membangun dasar piramida, dan tanah liat/ lumpur kapur yang dibakar untuk diletakkan di tempat yang paling tinggi.

Setelah berhasil mencampur lumpur kapur di tungku perapian yang dipanaskan dengan uap air garam dan berhasil membuat uap air darinya sehingga membentuk campuran tanah liat, maka akan dilakukan template diatas kayu dan dituangkan dalam tempat yang disediakan didinding piramida.

Profesor Davidovits telah mengambil batu piramida yang terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop electron terhadap batu tersebut dan menemukan jejak reaksi cepat yang menegaskan bahwa batu terbuat dari lumpur, sedangkan ahli geologi baru-baru ini, belum memiliki kemampuan untuk membedakan antara batu alam dan batu buatan dengan metode ini, tetapi hari ini mereka bisa membedakan berkat teknologi modern, oleh karena itu professor tersebut kembali membuat batu besar dengan metode ini dalam waktu sepuluh hari.

Seorang ilmuwan Belgia Guy Demortier yang sebelumnya dalam waktu yang lama mempertanyakan keabsahan penelitian ini berkata: Setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi sekarang saya baru yakin bahwa piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.

Firaun dalam membangun piramida menggunakan sejumlah besar batu sejumlah lebih kurang 2-2,8 juta batu, studi baru juga mengatakan bahwa beberapa arkeolog Mesir membantah bukti-bukti ilmiah baru-baru ini, dan mereka menyatakan bahwa orang Mesir kuno memiliki kemampuan mengangkat jutaan batu yang beratnya sekitar lima atau enam ribu kilogram. (Majalah Times USA - http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/europe/article656117.ece)

Seorang Profesor Prancis Joseph Davidovits telah melakukan eksperimen selama dua puluh tahun lamanya dan menemukan bahwa piramida dibangun dari lumpur, terutama dibagian yang tinggi piramida di mana sulit untuk menaikkan batu alam.

No comments:

Post a Comment