Search This Blog

Sep 29, 2013

Diskusi Arda Chandra dan Jimmy Jeffry; Sejarah Kodifikasi Al-Qur'an (Bagian 4)

💬 : 0 comment

Jimmy Jeffry : Point 1 tetap stand, karena pak Arda tidak bisa memberi bukti catatan tentang orang yang menghafal seluruh Quran pada masa Muhammad. Rujukan pak Arda ke Mas'ud dkk seperti dalam Sahih al-Bukhari 6:61:521 & Sahih Muslim 031:6029 tidaklah kuat sebagaimana yang telah saya uraikan dalam posting sebelumnya. Point 2 tetap stand, sebagaimana dikatakan Abubakr saat berbicara dengan Umar bahwa pengumpulan Quran tidak dilakukan oleh Muhammad. Justru karena tersebar di para penghafal & fragmen tertulis maka Zaid bi thabit perlu melakukan pengumpulan. Kalau pada point 1 terbantah bahwa benar ada yang orang yang menghafal seluruh quran, maka Zaid tidak perlu repot-repot melakukan pengumpulan tsb. 

Pernyatan pak Arda "... kalau tidak ada penghapal Al-Qur'an secara keseluruhan dengan susunan yang telah ditetapkan oleh nabi Muhammad maka tindakan logis beliau seharusnya justru akan melakukan kodifikasi Al-Qur'an dalam sebuah mushaf". Justru tidak didukung dengan data, bukankah pak Arda tidak bisa memberikan bukti tentang penghafal quran secara keseluruhan? Bahkan pak Arda tidak bisa menunjukan data tentang Quran yang lengkap 114 Surah telah dikenal pada masa Muhammad. 

Kita lihat kembali kutipan hadist tsb.. 

Bukhari 6:61:509.... Abu Bakr then said (to me), "Umar has come to me and said: "Casualties were heavy among the Qurra' of the! Qur'an (i.e. those who knew the Quran by heart) on the day of the Battle of Yalmama, and I am afraid that more heavy casualties may take place among the Qurra' on other battlefields, whereby a large part of the Qur'an may be lost. Therefore I suggest, you (Abu Bakr) order that the Qur'an be collected." 

Perhatikan kalimat "...I am afraid that MORE HEAVY casualties may take place among the Qurra' on other battlefields". Terjemahan bebas "...saya khawatir akan LEBIH BERAT LAGI Korban-korban yang terjadi diantara para penghafal Quran pada peperangan lainnya". Begitu jelas bahwa pada perang Yamama telah terjadi kematian beberapa penghafal Quran dan Umar khawatir akan lebih berat lagi pada peperangan berikutnya. Ibn Khatir menyebut sekitar 450 orang penghafal Quran yang mati. "...During the battle of Yamama, 450 reciters of the Qur'an were killed.” . 

Selanjutnya kalimat berikut "..whereby a large part of the Qur'an may be lost". Terjemahan bebas "..dimana sebagian besar bagian Quran bisa hilang". Kekhawatiran Umar pada peperangan berikutnya bisa berakibat banyak bagian Quran akan hilang. Secara implisit Umar mengakui bahwa akibat perang Yamama ada bagian kecil dari Quran yang hilang dan berpotensi menjadi besar pada peperangan berikutnya. 

Tidak ada keterangan dari Umar bahwa para penghafal yang mati itu sempat mengajarkan hafalannya sebelumnya. Ini hanya dugaan pak Arda tanpa ada dukungan teks maupun konteksnya. Justru yang lebih tepat, saran Umar kepada Abubakr agar dilakukan pengumpulan Quran, didasari kekhawatiran Umar akan lebih banyak lagi bagian Quran yg akan hilang, sehingga perlu didokumentasikan dalam sebuah mushaf. 

ok, untuk point ini kita berbeda dalam memandang data yang sama... 

Ini rujukannya pada Fathul Bari. Abu Bakr ordered `Umar and Zaid to sit in the gate of the mosque and to include in the mushaf only what was vouched for by the testimony of two men. (p. 125, Ahmad b. `Ali b. Muhammad al `Asqalani, ibn Hajar, "Fath al Bari", 13 vols, Cairo, 1939/1348, vol. 9, p. 11) 

Apakah kriteria dua orang saksi berlaku pada semua penulisan ayat-ayat Quran? Bagaimana dengan para penghafal quran yang pergi ke medan peperangan dan tidak bisa datang ke Mekah/Madinah? 

Tafsir Ibn Hajr menyebutkan tentang ayat-ayat Quran yang ditulis. Namun menurut Ibn Khaldun (809H/1406) dalam bukunya "muqaddima" banyak tulisan-tulisan orang-orang yang di sekitar Muhammad yang tidak akurat tulisannya malah kontradiksi. "..The men around Muhammad wrote the Qur’an in their own script which, was not of a firmly established, good quality. Most of the letters were in contradiction to the orthography required by persons versed in the craft of writing..." 

Demikian juga tidak ada fakta yang menyatakan bahwa semua ayat-ayat Quran telah dihafal oleh satu atau beberapa orang tertentu pada masa Muhammad. 

Pak Arda merujuk pada hadist berikut ini: 

Bukhari 4:52:62. Narrated Kharija bin Zaid: Zaid bin Thabit said, "When the Quran was compiled from various written manuscripts, one of the Verses of Surat Al-Ahzab was missing which I used to hear Allah's Apostle reciting. I could not find it except with Khuzaima bin Thabjt Al-Ansari, whose witness Allah's Apostle regarded as equal to the witness of two men. And the Verse was:-- "Among the believers are men who have been true to what they covenanted with Allah." 

Zaid memang PERNAH mendengar ayat-ayat itu diucapkan oleh Muhammad, tetapi Zaid kemudian LUPA dengan bunyi ayatnya. Jika dia tidak lupa, maka tentu dia tidak perlu sibuk mencari ayat-ayat tsb. Bukankah dia juga menjadi salah satu penghafal quran itu sendiri. Ayat itu diketahui/dihafal hanya/satu-satunya oleh Khuzaima tidak ada yg lain. 

Bukhari 6:60:201. So I started locating Quranic material and collecting it from parchments, scapula, leaf-stalks of date palms and from the memories of men (who knew it by heart). I found with Khuzaima two Verses of Surat-at-Tauba which I had not found with ANYBODY ELSE 

[Zaid reports:] I found the last verse of sura al Tawba in the possession of Abu Khuzaima al Ansari, having found it with NO ONE ELSE, "There has now come to you..." to the end of the sura. (p. 119, Ahmad b. `Ali b. Muhammad al `Asqalani, ibn Hajar, "Fath al Bari", 13 vols, Cairo, 1939/1348, vol. 9, p. 9) 

Ini salah satu bukti, tentang ayat-ayat yang tidak ada FRAGMEN/tulisannya dan hanya DIHAFAL oleh SATU orang saja. Maka dengan pola yang sama, ini bisa juga terjadi pada para penghafal Quran yang mati dalam perang Yamama, dimana hanya dia yang hafal ayat-ayat quran tertentu yang diketahuinya. 

Dalam Hadist-hadits banyak catatan tentang tindakan-tindakan yang dilakukan Muhammad serta para sahabatnya. Dengan adanya perbedaan dengan pernyataan Quran seperti dalam ayat yang disebutkan pak Arda justru menimbulkan masalah baru. Anda tentu lebih memilih Quran dibanding hadist karena dalam sistem teologi Islam, Quran berada di atas hadist. 

Namun masalahnya belum ada pernyataan atau referensi yang menyatakan hadist-hadits tsb dhaif. Atau bagaimana anda memandang STATUS hadist tsb? Saya kutipkan beberapa hadist-hadits dari hadist Bukhari, Muslim dan Abu Dawud. 

Narrated Aisha: The Prophet heard a man reciting the Qur'an in the mosque and said, "May Allah bestow His Mercy on him, as he has reminded me of such-and-such Verses of such a Surah." Bukhari 6:61:556. 

'A'isha reported that the Apostle of Allah (may peace be upon him) heard a person reciting the Qur'an at night. Upon this he said: May Allah show mercy to him; he has reminded me of such and such a verse which I had missed in such and such a surah. Muslim 4:1720 

Narrated Abdullah ibn Mas'ud: ... (Muhammad said) I am only a human being and I forget just as you do; so when I forget, remind me, ... Abu Dawud 3:1015 

Kalimat "lupa berjamaah" bisa terjadi jika telah ada "hafalan berjamaah", namun yang terjadi justru banyak ayatayat quran tersebar di beberapa orang yang menghafalnya bahkan bisa hanya satu orang seperti kasus Abu Khuzaima. Jika memang terjadi "hafalan berjamaah" saat itu, maka ketika Muhammad lupa ayat-ayat tertentu saat shalat bersama di Masjid, maka akan banyak jemaah yang akan mengingatkan dia, tetapi yang mengingatkan hanya orang tertentu saja seperti seorang pria dalam hadist ini. 

Narrated Mu'awiyah ibn Khudayj: One day the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) prayed and gave the salutation while a rak'ah of the prayer remained to be offered. A MAN went to him and said: You forgot to offer one rak'ah of prayer. ... . Abu Dawud 3:1018 

Arda Chandra : Anda kelihatannya sudah tidak lagi mengajukan referensi baru, tapi mengulang kembali referensi sebelumnya yang sudah disampaikan. Argumentasi yang anda sampaikan juga sudah saya tanggapi pada postingan sebelumnya, jadi para pembaca tinggal memperbandingkan kedua pendapat untuk diambil kesimpulan sendiri mana yang bisa mereka terima. 

Dari jawaban anda, saya melihat masalahnya sudah mengerucut kepada 1 point saja, yaitu soal ada atau tidak bukti ketika nabi Muhammad wafat, apakah ada dikalangan para sahabat yang menghapal Al-Qur'an secara keseluruhan dengan susunan yang telah ditetapkan oleh beliau. Kalau ini terjawab maka soal lain, seperti kekhawatiran Umar bin Khattab tentang banyaknya penghapal yang meninggal di Yamamah, atau juga tindakan Zaid bin Tsabit yang mengumpulkan fragment-fragment untuk disalin dalam mushaf, atau juga soal kasus ayat terakhir surat Baraah/at -Taubah, atau juga soal kemungkinan nabi Muhammad lupa dengan ayat Al-Qur'an, sudah terjawab dengan sendirinya. 

Kalau anda menginginkan harus ada catatan sejarah yang berbunyi 'sepeninggal nabi Muhammad ada sahabat yang menghapal seluruh ayat Al-Qur'an', atau 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an 114 surat mulai dari al-Fatihah sampai dengan an-Naas', maka sampai sekarang catatan seperti itu memang tidak ada. Apa yang sudah disampaikan tentang hadits Anas bin malik sebenarnya merupakan data soal terkait, hanya saya dan anda berbeda cara memahaminya. Saya kutip lagi bunyi haditsnya : 

Al Bukhari meriwayatkan dari Qatadah: ia berkata: aku bertanya kepada Anas bin Malik: siapa yang menghafal Al Quran pada masa Rasulullah Saw, ia menjawab: “empat orang, seluruhnya dari kalangan Anshar, yaitu: Mu`adz, Ubay bin Ka`b, Zaid bin Tsabit, dan Abu Zaid (salah satu paman Anas)”  

Anda memahami data tersebut dengan 'tidak dikatakan ke-4 orang tersebut hapal seluruh ayat Al-Qur'an' lalu mengambil kesimpulan 'itu bukan data yang diminta tentang adanya orang yang hapal seluruh ayat Al-Qur'an'. Sebaliknya saya memahaminya dengan 'ke-4 sahabat Rasulullah tersebut diberitakan oleh Anas bin Malik adalah orang-orang yang hapal seluruh ayat Al-Qur'an', lalu mengambil kesimpulan 'ini merupakan data yang mendukung bahwa sepeninggal Rasulullah ada orang yang hapal seluruh ayat Al-Qur'an', walaupun para ulama banyak yang tidak sependapat kalau hanya mereka saja yang hapal seluruh ayat Al-Qur'an. Berdasarkan catatan hadits dan tarikh, Prof Azzami mengemukakan sekurang-kurangnya ada 40 orang. 

Untuk memperkuat argumentasi saya, berikut saya kemukakan data-data : 

1. Dalam pemahaman umat Islam, bahkan sampai sekarang, kalau dikatakan seseorang 'hafidz Al-Qur'an' itu merujuk kepada pengertian 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an 30 juz', sebab kalau pengertiannya bukan seperti itu maka bisa dikatakan semua orang Islam disebut hapal Al-Qur'an, karena hampir tidak ada dari mereka yang tidak hapal surat al-Fatehah. Ketika Rasulullah menaklukkan Makkah, beliau membawa pasukan sebanyak 10.000 orang, maka dengan pengertian yang anda pakai, semuanya akan dikatakan penghapal Al-Qur'an, belum lagi anak-anak dan wanita yang tidak ikut berperang. Tidak mungkin Anas bin malik hanya menyebut nama 4 orang saja, kalau dia hanya mau mengatakan orang yang hapal sebagian saja. 

2. Di antara pahala seketika bagi yang mempelajari Al-Qur'an adalah penghargaan umat Islam agar bertindak sebagai imam shalat, suatu kedudukan penting yang secara khas diberikan di awal permulaan Islam. 

'A'isha dan Abu Mas'ud al-Ansari melaporkan sabda Nabi Muhammad, "Seorang yang be]ajar yang memiliki hafalan terbanyak hendaknya menjadi imam sha]at. (11. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 92; at-Tirmidhi, Sunan, hadith no.235; Abu Dawud, Sunan, hadith no.582-584) Amir bin Salima al-Jarmi bercerita bahwa orang-orang dari suku bangsanya menemui Nabi Muhammad menyatakan diri hendak masuk Islam. Sebelum berangkat mereka bertanya, "Siapa yang akan mengimami shalat kita?" Beliau menjawab, "Orang yang menghafal Qur'an, atau mempelajarinya lebih banyak." (12. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 91; al-Bukhari, Sahih, no.8: 18; Abu Dawud, Sunan, no.585-587). Pada detik-detik akhir kehidupan Rasulullah, kedudukan imam shalat diberikan pada Abu Bakr setiap hari. Hal ini merupakan penghormatan agung saat penentuan khalifah umat Islam. (Sumber : The History of the Quranic Text, Prof Azzami) 

Ini menunjukkan bahwa Abu Bakar memiliki hapalan melebihi ke-4 sahabat yang disebut oleh Anas bin Malik, berdasarkan ketentuan imam shalat dalam hadits tersebut. 

3. Banyak hadits dari riwayat lain yang menceritakan seseorang hapal seluruh ayat Al-Qur'an : 

- Ibnu Abi Daud meriwayatkan dengan sanad hasan dari Muhammad bin Ka`b al Qurazhi ia berkata: pada masa Rasulullah SAW ada lima orang Anshar yang menghafal Al Quran: yaitu Mu`adz bin Jabal, Ubadah bin Shamit, Ubay bin Ka`b, Abu Darda dan Abu Ayyub al Anshari. Di sini ia menambahkan bilangan yang telah disebut oleh Anas, yaitu: Ubadah dan Abu Ayyub. 

- Abu Ubaid menyebutkan dalam kitab “al Qiraat” para al Qurra dari kalangan sahabat Rasulullah SAW. Dari kalangan Muhajirin adalah: Khalifah yang empat, Thalhah, Sa`d, Ibnu Mas`ud, Huzaifah, Salim, Abu Hurairah, Abdullah bin Saib, Abadilah, Aisyah, Hafshah dan Ummu Salmah. Sedangkan dari Anshar adalah: Ubadah bin Shamit, Mu`adz yang mempunyai nama panggilan Abu Halimah, Majma` bin Jariah, Fadhalah bin Ubaid, dan Muslimmah bin Mukhallad. Ia mengatakan bahwa sebagian dari mereka telah menyempurnakan hafalannya setelah Rasulullah SAW wafat. 

- As Suyuthi berkata: Ibnu Abu Daud memasukkan juga: Tamim Ad Dari dan Uqbah bin `Amir. Ia berkata: Di antara orang yang menghafal juga adalah: Abu Musa al Asy`ari, seperti disebut oleh abu Amru ad Dani. (kitab Al Itqaan karya as Suyuthi juz 1/202-203, tahqiq Muhammad Abu al Fadhl Ibraahim) 

4. Ini merupakan 'siaran ulangan' pernyataan saya, bahwa kemampuan manusia menghapal Al-Qur'an seluruhnya bukan persoalan yang aneh dan mustahil. Anak kecil yang bukan orang Arab saja bisa melakukannya, dan ada jutaan orang saat ini yang menghapal Al-Qur'an menunjukkan kemampuan ini bisa dimiliki semua orang. Kalau para sahabat sudah menerima dari Rasulullah seluruh ayat Al-Qur'an tersebut, lalu apa lagi alasannya bagi mereka untuk tidak menghapal keseluruhannya juga..?? Satu-satunya kemungkinan hanyalah satu, Rasulullah ketika menerima wahyu hanya meneruskannya kepada satu orang secara rahasia, layaknya seorang guru silat memberikan 'jurus pamungkas' hanya kepada salah satu muridnya saja. Ini mustahil, karena berdasarkan ayat Al-Qur'an sendiri, Rasulullah justru diperintahkan untuk menyebar-luaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang diterimanya kepada orang banyak, bahkan orang kafir Makkah dan ahli kitab yang ada di Madinah sekalipun. 

Argumentasi saya yang didukung oleh 4 point diatas, dihadapkan dengan argumentasi anda yang menginginkan adanya bukti jelas mencatat adanya para sahabat yang menghapal seluruh ayat Al-Qur'an. Tentu saja kita serahkan kepada pembaca, mana argumentasi yang bisa mereka terima. 

Sedikit saya singgung soal hadits yang menceritakan Rasulullah lupa ayat Al-Qur'an. Saya tidak berani mengatakan hadits tersebut tidak shahih karena isinya bertentangan dengan ayat Al-Qur'an, karena bukan ahlinya. Kemungkinan ada pemahaman lain. Silahkan dibaca ini : 

http://sy42.wordpress.com/2012/03/07/menepis-tudingan-tentang-muhammad-lupa-bacaan-al-quran/ 

Untuk yang lainnya, sudah ada dalam penjelasan saya sebelumnya... 

Jimmy Jeffry : Saya memang sudah kurang mengajukan referensi baru, namun melakukan pengembangan intepretasi terhadap referensi yang sudah ada. Tentu bersifat respon timbal balik dengan tanggapan-tanggapan anda. Hal yang sama juga terjadi pada anda dan penilaian kita kembalikan pada masing-masing pembaca. 

Memang keypoint terletak pada masa Muhammad itu sendiri, apakah pada masa itu telah dilakukan pengumpulan quran walau belum dalam satu mushaf dan apakah ada orang-orang yang telah menghafal seluruh quran yang telah terkumpul tsb. Namun masalah seputar para penghafal yang mati di Yamamah, pengumpulan Quran oleh zaid bin thabit dan kasus Abu Kuzhaima tetap berkaitan erat dengan keypoint tsb. 

Kaitannya logisnya sbb: Kematian para penghafal quran menyebab beberapa bagian Quran hilang, yang kemungkinan hanya dihafal oleh mereka yang telah mati tsb sama seperti Abu Khuzaima. Zaid bin thabit mencoba mengumpulkan ayat quran dari beberapa fragmen dan dari para penghafal quran. Mas'ud, Salim dll adalah para penghafal quran yang menonjol sehingga zaid juga menjadikan mereka salah satu sumber untuk mushaf yang disusunnya. 

Anda sendiri mengakui fakta tidak ada sahabat yg menghafal quran lewat pernyataan anda berikut ini: ".. kalau anda menginginkan harus ada catatan sejarah yang berbunyi 'sepeninggal nabi Muhammad ada sahabat yang menghapal seluruh ayat Al-Qur'an', atau 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an 114 surat mulai dari al-Faatehah sampai dengan an-Naas', maka sampai sekarang catatan seperti itu memang tidak ada". Maka data tambahan yang anda ajukan justru kontradiksi dengan pernyataan anda tsb. "...Sebaliknya saya memahaminya dengan 'ke-4 sahabat Rasulullah tersebut diberitakan oleh Anas bin Malik adalah orang-orang yang hapal seluruh ayat Al-Qur'an'". 

Anda tentu beralasan bahwa pernyataan pertama yang dimaksud adalah catatan eksplisit tentang penyebutan orang yang menghafal seluruh quran tidak ada, dan pernyataan kedua bermakna implisit yang anda simpulkan bahwa ke-4 sahabat itu telah menghafal seluruh quran. Namun referensi yang anda ajukan yang mengacu pada tulisan prof Azzami hanya menunjukan adanya eksistensi para penghafal bagian-bagian Quran pada masa itu tetapi bukan seluruh Quran. 

Anda merujuk pada tulisan Suyuthi tentang orang-orang yang menghafal quran "...As Suyuthi berkata: Ibnu Abu Daud memasukkan juga: Tamim Ad Dari dan Uqbah bin `Amir. Ia berkata: Di antara orang yang menghafal juga adalah: Abu Musa al Asy`ari, seperti disebut oleh abu Amru ad Dani. (kitab Al Itqaan karya as Suyuthi juz 1/202-203, tahqiq Muhammad Abu al Fadhl Ibraahim) 

Namun Suyuthi tidak menyebutkan orang yang menghafal seluruh ayat-ayat quran, malah Suyuti menuliskan tentang perkataan Abdullah bin Umar yang tidak mendapatkan seluruh isi Quran namun hanya bagian-bagian yang masih bertahan. `

Abdullah b. `Umar reportedly said, 'Let none of you say, "I have got the whole of the Qur'an." How does he know what all of it is? Much of the Qur'an has gone [d h b]. Let him say instead, "I have got what has survived."' (Jalal al Din `Abdul Rahman b. abi Bakr al Suyuti, "al Itqan fi `ulum al Qur'an", Halabi, Cairo, 1935/1354) 

Klaim anda sejak awal bahwa Quran telah komplet 114 surah sejak pada masa Muhammad jelas tidak didukung data yang ada. Bahkan menurut at Tabari ada terdapat perbedaan isi sebuah surah justru masih pada masa Muhammad. `

Abdullah reports, 'We differed about a sura, as to whether it consisted of thirty-five or thirty-six verses, so we went to the Prophet who was engaged in conversation with `Ali. When we told him we disagreed over the reading, his face reddened as he replied, "Those before you perished through their disagreements." He whispered something to `Ali who said, "The Prophet commands you to recite as you were taught."' (Abu Ja`far Muhammad b. Jarir al Tabari, "Tafsir", hal 23-4) 

Dari data ini hubungan logis antara point ketiadaan penghafal selurah quran pada masa Muhammad, kematian para penghafal di Yamamah, pengumpulan quran oleh Zaid menjadi lebih jelas. Pada masa hidup Muhammad sampai dengan wafatnya atau sebelum pengumpulan Quran Zaid atas perintah Abubakr, BELUM ADA kumpulan Quran baik dalam sebuah Mushaf maupun kumpulan hafalan Quran pada orang-orang tertentu. 

Pengumpulan Quran oleh Zain bin Thabit menjadi satu mushaf tidak menggantungkan pada hafalan orang-orang tertentu saja, melainkan tersebar pada banyak penghafal Quran. Bahkan dalam hadist yang dikutip pak Arda disebutkan pengumpulan dilakukan di masjid Nabawi menunggu orang-orang yang datang memberikan informasi potongan-potongan Quran yang dihafalnya. Dengan kata lain, klaim bahwa pada masa Muhammad Quran telah lengkap tidak didukung data yang ada. 

Mengenai lupanya Muhammad anda merujuk pada sebuah link. Namun link ini tidak memberi jawaban yang tegas pertanyaan berikut: "Hafalan" terhadap Quran telah menjadi semacam dogma bagi muslim bahwa hal itu dianggap pemeliharaan Allah atas kemurniaan firmanNya. Lalu mengapa Allah membuat Muhammad lupa pada ayat-ayat Quran? 

Arda Chandra : Quote dari Jimmy Jeffry [[[[Anda sendiri mengakui fakta tidak ada sahabat yang menghafal quran lewat pernyataan anda berikut ini: ".. kalau anda menginginkan harus ada catatan sejarah yang berbunyi 'sepeninggal nabi Muhammad ada sahabat yang menghapal seluruh ayat Al-Qur'an', atau 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an 114 surat mulai dari al-Faatehah sampai dengan an-Naas', maka sampai sekarang catatan seperti itu memang tidak ada". Maka data tambahan yang anda ajukan justru kontradiksi dengan pernyataan anda tsb. "...Sebaliknya saya memahaminya dengan 'ke-4 sahabat Rasulullah tersebut diberitakan oleh Anas bin Malik adalah orang-orang yang hapal seluruh ayat Al-Qur'an'".]]]]] 

Saya terpaksa menjawabnya dengan mengcopas kembali postingan saya karena kelihatannya anda belum menangkap apa yang saya maksudkan : 

=="Dalam pemahaman umat Islam, bahkan sampai sekarang, kalau dikatakan seseorang 'hafidz Al-Qur'an' itu merujuk kepada pengertian 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an 30 juz', sebab kalau pengertiannya bukan seperti itu maka bisa dikatakan semua orang Islam disebut hapal Al-Qur'an, karena hampir tidak ada dari mereka yang tidak hapal surat al-Fatehah. Ketika Rasulullah menaklukkan Makkah, beliau membawa pasukan sebanyak 10.000 orang, maka dengan pengertian yang anda pakai, semuanya akan dikatakan penghapal Al-Qur'an, belum lagi anak-anak dan wanita yang tidak ikut berperang. Tidak mungkin Anas bin malik hanya menyebut nama 4 orang saja, kalau dia hanya mau mengatakan orang yang hapal sebagian saja."== 

Quote dari Jimmy Jeffry [[[[Namun Suyuthi tidak menyebutkan orang yang menghafal seluruh ayat-ayat quran, malah Suyuti menuliskan tentang perkataan Abdullah bin Umar yang tidak mendapatkan seluruh isi Quran namun hanya bagian-bagian yang masih bertahan. `Abdullah b. `Umar reportedly said, 'Let none of you say, "I have got the whole of the Qur'an." How does he know what all of it is? Much of the Qur'an has gone [d h b]. Let him say instead, "I have got what has survived."' (Jalal al Din `Abdul Rahman b. abi Bakr al Suyuti, "al Itqan fi `ulum al Qur'an", Halabi, Cairo, 1935/1354)]]]] 

http://icraa.org/meaning-of-ibn-umars-statement-much-of-the-quran-is-gone/ 

Quote dari Jimmy Jeffry [[[[Klaim anda sejak awal bahwa Quran telah komplet 114 surah sejak pada masa Muhammad jelas tidak didukung data yang ada. Bahkan menurut at Tabari ada terdapat perbedaan isi sebuah surah justru masih pada masa Muhammad. `Abdullah reports, 'We differed about a sura, as to whether it consisted of thirty-five or thirty-six verses, so we went to the Prophet who was engaged in conversation with `Ali. When we told him we disagreed over the reading, his face reddened as he replied, "Those before you perished through their disagreements." He whispered something to `Ali who said, "The Prophet commands you to recite as you were taught."' (Abu Ja`far Muhammad b. Jarir al Tabari, "Tafsir", hal 23-4)]]]]] 

Ini bukan bukti tentang hilangnya hapalan setelah nabi Muhammad wafat, tapi soal adanya perbedaan surat antara Abdullah dan Ali diwaktu nabi Muhammad masih ada. Dan cerita Tabari ini justru membuktikan bahwa nabi Muhammad tidak lupa dengan ayat tersebut sehingga ketika dia memutuskan mana yang benar maka keduanya telah mendapatkan surat Al-Qur'an yang benar juga. 

Quote dari Jimmy Jeffry [[[[Pengumpulan Quran oleh Zain bin Thabit menjadi satu mushaf tidak menggantungkan pada hafalan orang-orang tertentu saja, melainkan tersebar pada banyak penghafal Quran. Bahkan dalam hadist yang dikutip pak Arda disebutkan pengumpulan dilakukan di masjid Nabawi menunggu orang-orang yang datang memberikan informasi potongan-potongan Quran yang dihafalnya. Dengan kata lain, klaim bahwa pada masa Muhammad Quran telah lengkap tidak didukung data yang ada.]]]]] 

Ini proses kodifikasi dijaman Abu Bakar, karena mushaf Al-Qur'an memang belum dikumpulkan dalam sebuah buku. yang sedang kita diskusikan adalah apakah Al-Qur'an sudah lengkap 114 surat pada waktu nabi Muhammad wafat lengkap dengan susunannya mulai dari surat Al-Fatihah sampai An-Naas seperti saat ini. Saya memang tidak mengatakan kelengkapan tersebut dalam sebuah mushaf, tapi dalam hapalan banyak orang yang dibacakan terbuka dalam shalat dan tadarusan di masjid-masjid. 

Quote dari Jimmy Jeffry [[[[Mengenai lupanya Muhammad anda merujuk pada sebuah link. Namun link ini tidak memberi jawaban yang tegas pertanyaan berikut: "Hafalan" terhadap Quran telah menjadi semacam dogma bagi muslim bahwa hal itu dianggap pemeliharaan Allah atas kemurniaan firmanNya. Lalu mengapa Allah membuat Muhammad lupa pada ayat-ayat Quran?]]]]] 

Untuk menjawabnya saya copas lagi penjelasan saya sebelumnya karena ini sudah merupakan pengulangan yang ketiga kalinya : 

=="Nabi Muhammad hanyalah 1 individu dari ribuan umat Islam yang ada pada waktu itu, sedangkan Al-Qur'an selalu beliau sebarkan untuk ditulis dan dihapal begitu menerima wahyu. Katakanlah dugaan anda benar, bahwa nabi Muhammad bisa saja lupa dengan ayat yang telah beliau sampaikan, maka ada puluhan orang lain yang telah meghapalkannya. Maka lupanya nabi Muhammad tersebut tidak berpengaruh terhadap keberadaan ayat-ayat Al-Qur'an."== 

Hadits tersebut menyatakan nabi Muhammad pernah lupa dengan satu ayat, lalu teringat kembali ketika ada orang lain yang membaca, itu menunjukkan beliau kembali tahu ayat tersebut, jadi bukan merupakan bukti bahwa ketika nabi Muhammad wafat Al-Qur'an masih belum lengkap 114 surat, apa hubungannya..?? 

Soal kelupaan Rasulullah dimungkinkan hanya dengan 1 sebab, yaitu karena ayat tersebut dinasakh oleh Allah : 

Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (Al-Baqarah: 106) 

Tanggapan anda terakhir ini kelihatannya mengajukan referensi pendapat para sahabat tentang Al-Qur'an setelah tersusunnya mushaf Usmani. Fakta diakhir proses kodifikasi mushaf Usmani ini mungkin bisa menjelaskan : 

Naskah penentuan ini, ketika diverifikasi dan dicek dengan Suhuf yang dari Hafsa, lalu, "dibacakan kepada sahabat di depan 'Uthman. (Ibn Kathir, Fada'il, vii: 450) 

Ini membuktikan bahwa seluruh isi mushaf Usmani sudah sesuai dengan hapalan kolektif dari para sahabat. yang dimaksud dengan hapalan kolektif, bisa saja satu sahabat tidak menghapal seluruh ayat, namun yang lain menghapalnya, semuanya saling mengcross-check dengan bacaan dari mushaf tersebut. 

Jimmy Jeffry : Quote dari Arda Chandra [[[Saya terpaksa menjawabnya dengan mengcopas kembali postingan saya karena kelihatannya anda belum menangkap apa yang saya maksudkan : =="Dalam pemahaman umat Islam, bahkan sampai sekarang, kalau dikatakan seseorang 'hafidz Al-Qur'an' itu merujuk kepada pengertian 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an 30 juz', sebab kalau pengertiannya bukan seperti itu maka bisa dikatakan semua orang Islam disebut hapal Al-Qur'an, karena hampir tidak ada dari mereka yang tidak hapal surat al-Fatehah. Ketika Rasulullah menaklukkan Makkah, beliau membawa pasukan sebanyak 10.000 orang, maka dengan pengertian yang anda pakai, semuanya akan dikatakan penghapal Al-Qur'an, belum lagi anak-anak dan wanita yang tidak ikut berperang. Tidak mungkin Anas bin malik hanya menyebut nama 4 orang saja, kalau dia hanya mau mengatakan orang yang hapal sebagian saja."==]]]] 

Saya kira pernyataan anda tentang tidak ada catatan ekplisit sahabat Muhammad yang menghafal Quran cukup jelas maknanya. Dan saya sependapat dengan pernyataan tsb . Ok jika anda anggap saya tidak menangkap maksud anda. .. 

Sebelumnya saya memang tidak mengomentari detail pernyataan anda yang anda kutip ulang di atas, karena menurut saya tidak ada point yg substansi. Ok.. ini tanggapan detail saya. 

Quote dari Arda Chandra [[...Dalam pemahaman umat Islam, bahkan sampai sekarang, kalau dikatakan seseorang 'hafidz Al-Qur'an' itu merujuk kepada pengertian 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an 30 juz', sebab kalau pengertiannya bukan seperti itu maka bisa dikatakan semua orang Islam disebut hapal Al-Qur'an, karena hampir tidak ada dari mereka yang tidak hapal surat al-Fatehah]]] 

Pernyataan anda ini dilihat dari konteks pasca Quran telah terstandarisasi terutama sejak masa kalifah Uthman s/d masa kini. Adakah rujukan tentang hafidz alquran dalam pengertian telah menghafal seluruh ayat Quran pada masa Muhammad atau sebelum standarisasi oleh Uthman? Bukti yang anda ajukan dari hadist tidak mendukung pernyataan ini kecuali catatan-vatatan tentang orang yang menghafal bagian-bagian dari Quran. 

Quote dari Arda Chandra [[[..Ketika Rasulullah menaklukkan Makkah, beliau membawa pasukan sebanyak 10.000 orang, maka dengan pengertian yang anda pakai, semuanya akan dikatakan penghapal Al-Qur'an, belum lagi anak-anak dan wanita yang tidak ikut berperang. Tidak mungkin Anas bin malik hanya menyebut nama 4 orang saja, kalau dia hanya mau mengatakan orang yang hapal sebagian saja]]] 

Bisa-bisa saja banyak diantara pasukan yang menghafal ayat-ayat Quran berupa hafalan satu atau beberapa ayat atau bagian-bagian dari Quran, namun point saya cukup jelas dan telah saya ulang beberapa kali bahwa tidak ada catatan orang-orang tertentu yang menghafal seluruh ayat Quran. Karena memang tidak ada catatan pengumpulan ayat-ayat Quran pada masa Muhammad, baik dalam bentuk sebuah mushaf (tulisan) maupun kumpulan hafalan-hafalan tsb yang kemudian dihafal seluruhnya oleh beberapa orang tertentu. 

Anas bin Malik yang menyebut 4 nama hanya menyatakan orang-orang yang dominan atau lebih banyak hafalan di atas rata-rata sahabat Muhammad lainnya. Tetapi Anas tidak menyebutkan bahwa mereka telah menghafal seluruh ayat Quran. 

Anda merujuk pada link yang membahas panjang lebar kutipan dari tulisan Suyuti. Saya telah mencermatinya, point utama dari penulis link tsb bahw perkataan Umar mengacu pada ayat-ayat Quran yang telah dibatalkan (nasakh/abrogated). Terutama fokus pada kalimat "MUCH of the Qur'an has gone..". Namun kalimat berikut kurang diperhatikan dalam pembahasan link tsb "... Let him say instead, "I have got what has survived.". Terjemahan bebas ".. kami mendapatkan apa yang masih bertahan". 

Apakah konsep nasakh/abrogation ayat-ayat Quran cocok dengan konsep "teks-teks yang masih survived"? Bukankah term "survived" lebih cocok pada pengertian teks-teks yang masih bisa didapatkan (yang tidak sempat hilang) sampai pada masa Umar tsb? Jika yang dimaksud Umar bahwa seluruh ayat-ayat Quran yang dihafal itu ada yang telah dibatalkan, maka akan lebih tepat Umar menjawab dengan kalimat "... I have got what has not abrogated". 

Seandainya kesimpulan dari link itu memang tepat, maka ada beberapa implikasi lainnya: - adanya fakta bahwa ada ayat-ayat Quran yang telah dibatalkan ternyata masih dianggap bagian dari Quran oleh beberapa penghafal Quran - apakah kodifikasi Quran oleh Abubakr/Zaid dan Uthman termasuk melakukan pembersihan/filterisasi ayat-ayat Quran yang telah dibatalkan tsb? 

Pembahasan tentang abrogation ayat-ayat Quran bisa menjadi pembahasan yang cukup panjang.. Kalaupun ini dibahas detail tetap masih dalam kerangka pembahasan kanonisasi/kodifikasi Quran. 

Quote darti Arda Chandra [[[Ini bukan bukti tentang hilangnya hapalan setelah nabi Muhammad wafat, tapi soal adanya perbedaan surat antara Abdullah dan Ali diwaktu nabi Muhammad masih ada. Dan cerita Tabari ini justru membuktikan bahwa nabi Muhammad tidak lupa dengan ayat tersebut sehingga ketika dia memutuskan mana yang benar maka keduanya telah mendapatkan surat Al-Qur'an yang benar juga]]] 

Namun ada point lain dari tulisan Tabari tsb yaitu fakta adanya perbedaan surah diantara para sahabat Muhammad. Memang Muhammad lalu meluruskan dan memutuskan mana yang benar. Pointnya adalah sedangkan diantara sahabat dekat Muhammad sendiri ada perbedaan tentang surah-surah Quran apalagi para penghafal quran lainnya. Lalu bagaimana perbedaan itu saat Muhammad wafat yang berarti tidak ada lagi otoritas yang memutuskan mana yang benar. Bukankah ini menjadi dasar logis standarisasi Quran yang dilakukan Abubakr/Zaid yang kemudian dipertegas oleh Uthman dengan membakar versi-versi yang berbeda? 

Dengan adanya perbedaan-perbedaan ini, maka berarti ada juga perbedaan penghafalan ayat-ayat quran diantara para penghafal quran itu sendiri. Jika seandainya ada sahabat Muhammad yang menghafal seluruh ayat-ayat Quran, apakah ayat-ayat Quran yang dihafalkannya itu adalah surah-surah yang benar? 

Quote dari Arda Chandra [[[Untuk menjawabnya saya copas lagi penjelasan saya seblumnya karena ini sudah merupakan pengulangan yang ketiga kalinya : =="Nabi Muhammad hanyalah 1 individu dari ribuan umat Islam yang ada pada waktu itu, sedangkan Al-Qur'an selalu beliau sebarkan untuk ditulis dan dihapal begitu menerima wahyu. Katakanlah dugaan anda benar, bahwa nabi Muhammad bisa saja lupa dengan ayat yang telah beliau sampaikan, maka ada puluhan orang lain yang telah meghapalkannya. Maka lupanya nabi Muhammad tersebut tidak berpengaruh terhadap keberadaan ayat-ayat Al-Qur'an."=]]] 

Saya juga jadi nggak enak nih.. harus mengatakan bahwa tanggapan saya adalah pengulangan yang ketiga. Saya kira kita akan terus tetap berbeda untuk point ini, saya mengutip kembali saja tanggapan saya sebelummnya. 

"...Kalimat "lupa berjamaah" bisa terjadi jika telah ada "hafalan berjamaah", namun yang terjadi justru banyak ayat-ayat quran tersebar di beberapa orang yang menghafalnya bahkan bisa hanya satu orang seperti kasus Abu Khuzaima. Jika memang terjadi "hafalan berjamaah" saat itu, maka ketika Muhamamd lupa ayat-ayat tertentu saat shalat bersama di Masjid, maka akan banyak jemaah yang akan mengingatkan dia, tetapi yang mengingatkan hanya orang tertentu saja seperti seorang pria dalam hadist ini. 

Narrated Mu'awiyah ibn Khudayj: One day the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) prayed and gave the salutation while a rak'ah of the prayer remained to be offered. A MAN went to him and said: You forgot to offer one rak'ah of prayer. ... . Abu Dawud 3:1018" 

Quote dari Arda Chandra [[[Soal kelupaan Rasulullah dimungkinkan hanya dengan 1 sebab, yaitu karena ayat tersebut dinasakh oleh Allah]]] 

Data dari hadist tentang kasus-kasus kelupaan Muhammad pada beberapa ayat, tidak menunjukkan bahwa Muhammad menyatakan secara eksplisit/implisit bahwa ayat-ayat yang "lupa" itu telah di-nasakh (abrogated). Saya ulangi pertanyaan saya sebelumnya yang belum terjawab.. "Hafalan" terhadap Quran telah menjadi semacam dogma bagi muslim bahwa hal itu dianggap pemeliharaan Allah atas kemurniaan firmanNya. Lalu mengapa Allah membuat Muhammad lupa pada ayat-ayat Quran?


No comments:

Post a Comment