Arda Chandra : Pak Jimmy Jeffry yang tidak ada itu catatan hadits atau tarikh yang menyebutkan kalimat 'hapal seluruh Al-Qur'an' atau 'hapal seluruh Al-Qur'an 30 juz sesuai susunan yang ditetapkan nabi Muhammad', yang ada itu hadits yang menyatakan para sahabat hapal Al-Qur'an', kami umat Islam memahami kata 'hapal Al-Qur'an tersebut artinya 'hapal seluruh ayat Al-Qur'an' dengan argumentasi yang saya kemukakan diatas..
Kelihatannya pada akhirnya diskusi kita sudah sampai kepada 'semangat untuk memberikan pukulan terakhir', seperti yang sering terjadi pada diskusi lain pada umumnya. Saya tidak berminat untuk mengulang kembali argumentasi yang sudah saya sampaikan sekalipun dengan cara untuk 'menyegarkannya' saya melakukan 'modifikasi' supaya kelihatan 'fresh', tetap saja nanti para pembaca jadi bosan.
Jadi terkait soal hapalan, saya tidak mengajukan argumentasi baru lagi.
Topik baru yang muncul adalah soal ayat nasikh-mansukh ketika kita mendiskusikan soal riwayat Abdullah bin Umar. Pertanyaan anda 'Terutama fokus pd kalimat "MUCH of the Qur'an has gone..". Namun kalimat berikut kurang diperhatikan dlm pembhsan link tsb "... Let him say instead, "I have got what has survived.". Terjemahan bebas ".. kami mendapatkan apa yg masih bertahan'.
Ketika mengutip Suyuthi, maka seharusnya anda tidak mengutip sebagian, tapi harus melihat konteksnya, terkait soal apa Suyuhti mencantumkan riwayat tersebut. Kita tentu tidak bisa mengambil cuplikan kalimat lalu memaknainya berdasarkan kemauan kita sendiri, bukan melihat apa maksud si pengarangnya. Sudah jelas bahwa Suyuthi meletakkan riwayat tersebut pada bab tentang ayat naksikh-mansukh :
As-Suyuti brings this narration in the section of his work titled as, “Section forty-seven: About the Abrogating and the Abrogated.”
In Abu ‘Ubayd’s (d. 228 A.H.) work, from which as-Suyuti quotes this, it is the first narration in the chapter titled, “[About] what all was abrogated from the Qur’an after revelation and is not put in the Masahif.”
Riwayat yang sama dikutip juga oleh Ibnu Hajar dan memakai kata 'abrogated' bukan 'survived'
Most important is the narration quoted by Ibn Hajr (d. 852 A.H.) which compliments and fixes the meaning of the report we are discussing. Ibn Hajr writes: “Ibn ad-Durays has narrated a report of Ibn ‘Umar that he used to dislike the person who said, ‘I have recited the whole of the Qur’an.’ He (Ibn ‘Umar) used to say, ‘But (the reality is) a part of the Qur’an has been abrogated.’.
Pertanyaan anda berikut saya nilai merupakan pertanyaan logis dari jawaban yang diberikan '
=="Seandainya kesimpulan dr link itu memang tepat, maka ada beberapa implikasi lainnya: - adanya fakta bhw ada ayat2 Quran yg telah dibatalkan ternyata masih dianggap bagian dr Quran oleh beberapa penghafal Quran - apakah kodifikasi Quran oleh Abubakr/Zaid dan Uthman termasuk melakukan pembersihan/filterisasi ayat2 Quran yg telah dibatalkan tsb?"==
Pertanyaan tersebt akan terjawab kalau kita memahami jenis-jenis nasikh-mansukh yang ada dalam ayat Al-Quran :
1. Ayat-ayat yang teksnya dinasakh, namun hukumnya tetap berlaku.
2. Ayat-ayat yang hukumnya dinasakh, namun teksnya masih tetap.
3. Ayat-ayat yang hukum dan teksnya sekaligus dinasakh. Contoh dari model pertama adalah ayat soal hukum rajam, kita tidak menemukan teksnya lagi dalam Al-Qur'an, namun hukumnya masih berlaku sekalipun bunyi ayatnya sudah hilang dan diganti dengan hukum dera (An-Nuur 3).
Contoh nomer dua adalah tentang aturan berwasiat (Al-Baqarah 182), sekalipun dinasakh oleh aturan waris (An-Nisaa 11) tapi kedua ayat tersebut masih eksis dalam Al-Qur'an. Memang terjadi pada para sahabat, mereka masih mengingat dan hapal teksnya sekalipun ayatnya sudah dihapus dalam Al-Qur'an, misalnya cerita tentang Umar bin Khattab :
”Sesungguhnya Allah swt telah mengutus Muhammad saw dengan benar dan menurunkan kepadanya al Qur’an. Dan didalam apa yang diturunkan kepadanya terdapat ayat rajam maka aku membaca, mempelajari dan menjaganya. Dan Rasulullah saw pernah melakukan perajaman dan kami pun melakukannya setelahnya. Lalu aku khawatir dengan berlalunya zaman yang panjang maka ada dari manusia yang mengatakan,’Kami tidak mendapatkan rajam didalam Kitabullah.’ Lalu mereka mengalami kesesatan dengan meninggalkan suatu kewajiban yang telah diturunkan Allah swt, Maka rajam itu benar terhadap terhadap seorang pezina yang telah menikah baik laki-laki maupun perempuan jika terdapat bukti atau hamil atau pengakuan.” (Muttafaq Alaih -hadits disepakati oleh Bukhari Muslim)
Kemungkinan ayat yang dimaksud dalam riwayat Abdullah bin Umar adalah yang jenis ini, namun kita tidak mengetahui ayat yang mana karena tidak tercatat dalam riwayat tersebut.
Quote dari Jimmy Jeffry
Data dari hadist tentang kasus-kasus kelupaan Muhammad pada beberapa ayat, tidak menunjukkan bahwa Muhammad menyatakan secara eksplisit/implisit bahwa ayat-ayat yang "lupa" itu telah di-nasakh (abrogated). Saya ulangi pertanyaan saya sebelumnya yang belum terjawab.. "Hafalan" terhadap Quran telah menjadi semacam dogma bagi muslim bahwa hal itu dianggap pemeliharaan Allah atas kemurniaan firmanNya. Lalu mengapa Allah membuat Muhammad lupa pada ayat-ayat Quran?
Setelah saya cari-cari haditsnya, akhirnya ketemu :
Shahih Bukhari 4650: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abu Raja` Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah ia berkakta; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendengar seseorang membaca suatu surat di malam hari, maka beliau pun bersabda: "Semoga Allah merahmati si Fulan, sungguh, ia telah mengingatkanku ayat ini dan ini aku telah dilupakan dari surat ini dan ini." Agar hadist tersebut lebih jelas dan bisa dipahami dengan lengkap,
saya sampaikan hadits pembanding lainnya yang menceritakan riwayat yang sama :
Shahih Bukhari 4649: Telah menceritakan kepada kami Rabi' bin Yahya Telah menceritakan kepada kami Za`idah Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Urwah dari Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendengar seseorang membaca (Al Qur`an) di dalam masjid, lalu beliau bersabda: "Semoga Allah merahmati si Fulan, sesungguhnya ia telah mengingatkanku ayat ini dan ini, yakni ayat dari surat ini." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid bin Maimun Telah menceritakan kepada kami Isa dari Hisyam yakni, beliau bersabda: "Yang aku gugurkan dari surat ini." Hadis ini diperkuat oleh Ali bin Mushir dan Abdah dari Hisyam.
Shahih Bukhari 4654: Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Adam Telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mushir Telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata; Pada suatu malam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar seseorang membaca Al Qur`an di dalam Masjid, maka beliau pun bersabda: "Semoga Allah merahmatinya, sungguh ia telah mengingatkanku ayat ini dan ini, yakni ayat yang telah aku gugurkan dari surat ini dan ini."
Jadi jelas bahwa ayat yang terlupa oleh nabi Muhammad lalu beliau ingat lagi ketika ada orang yang membacanya di masjid (rumah nabi Muhammad memang bersebelahan dengan masjid, jadi apa yang dilakukan orang disana bisa terdengar oleh beliau, hadist ini bukan mau mengatakan terjadi pada saat shalat berjamaah, karena shalat berjamaah selalu diimami oleh Rasulullah). Kalimat '"Yang aku gugurkan dari surat ini' menjelaskan itu adalah ayat yang dinasakh.
Maka hadits tersebut memang tidak bertentangan dengan ayat Al-Qur'an :
Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa, (Al-A'laa: 6)
Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (Al-Baqarah: 106)
Setelah saya baca ulang hadits yang anda sampaikan, ternyata beberapa tidak relevan dengan soal hapalan ayat, mohon maaf kemampuan bahasa Inggeris saya kurang begitu bagus jadi pemahaman saya mungkin tidak begitu sempurna :
Quote dari Jimmy Jeffry
Kalimat "lupa berjamaah" bisa terjadi jika telah ada "hafalan berjamaah", namun yang terjadi justru banyak ayat-ayat quran tersebar di beberapa orang yang menghafalnya bahkan bisa hanya satu orang seperti kasus Abu Khuzaima. Jika memang terjadi "hafalan berjamaah" saat itu, maka ketika Muhammad lupa ayat-ayat tertentu saat shalat bersama di Masjid, maka akan banyak jemaah yang akan mengingatkan dia, tetapi yang mengingatkan hanya orang tertentu saja seperti seorang pria dalam hadist ini. Narrated Mu'awiyah ibn Khudayj: One day the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) prayed and gave the salutation while a rak'ah of the prayer remained to be offered. A MAN went to him and said: You forgot to offer one rak'ah of prayer. ... . Abu Dawud 3:1018"
Ini soal Rasulullah lupa jumlah raka'at shalat, misalnya waktu Ashar yang seharusnya 4 raka'at, tapi beliau kerjakan hanya 3 raka'at atau berlebih menjadi 5 raka'at, jadi bukan soal lupa ayat Al-Qur'an. dan kalau hadits tersebut menyatakan hanya 1 orang yang mengingatkan beliau, karena memang pada kejadian tersebut hanya 1 orang yang bicara, bukan diartikan hanya 1 orang tersebut yang tahu.
=="Narrated Imran ibn Husayn: The Prophet (peace_be_upon_him) led them in prayer and forgot something, so he made prostrations and uttered the tashahhud, then gave the salutation. Abu Dawud 3:1034 Narrated Abdullah ibn Mas'ud: ... (Muhammad said) I am only a human being and I forget just as you do; so when I forget, remind me, ... Abu Dawud 3:1015 Narrated 'Abdullah: ... (Muhammad said) I am a human being like you and liable to forget like you. So if I forget remind me ... Bukhari 1:8:394"==
Ini adalah riwayat ketika Rasulullah lupa raka'at juga dalam shalat :
Sunan Abu Daud 875: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya bin Faris telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku Asy'ats dari Muhammad bin Sirin dari Khalid yaitu Al Khaddza` dari Abu Qilabah dari Abu Al Muhallab dari 'Imran bin Hushain bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama mereka lalu lupa, maka beliau sujud dua kali, lalu tasyahud dan salam."
Ini hadits pembandingnya :
Shahih Bukhari 1150: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Syu.bah dari Al Hakam dari Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat Zhuhur lima raka'at. Beliau ditegur: "Apakah ada tambahan raka'at shalat?" Beliau menjawab: "Memangnya apa yang terjadi?" Dia ('Abdullah) berkata: "Anda kerjakan shalat lima raka'at". Maka Beliau sujud dua kali setelah memberi salam".
Soal pengakuan Rasulullah hanyalah manusia biasa yang sering lupa ada pada hadits ini :
Sunan Abu Daud 862: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali telah mengabarkan kepada kami Jarir. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Musa telah menceritakan kepada kami Jarir dan ini adalah hadits Yusuf dari Al Hasan bin 'Ubaidullah dari Ibrahim bin Suwaid dari 'Alqamah dia berkata; Abdullah berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat lima raka'at bersama kami, setelah beliau selesai shalat, orang-orang orang-orang pada berbisik di antara mereka, maka beliau bersabda: "Ada apa dengan kalian?" mereka berkata; "Wahai Rasulullah, apakah (raka'at) shalat di tambah?" beliau menjawab: "Tidak." Mereka berkata; "Sesungguhnya anda shalat lima raka'at1." Setelah selesai, beliau melakukan dua kali sujud, lalu salam. Setelah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya aku adalah manusia biasa yang terkadang lupa sebagaimana kalian lupa." Shahih
Muslim 891: Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris dari al-Hasan bin Ubaidullah dari Ibrahim dari Alqamah bahwasanya dia shalat mengimami mereka lima rakaat. --Lewat jalur periwayatan lain-- telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abi Syaibah dan lafazh tersebut adalah miliknya, telah menceritakan kepada kami Jarir dari al-Hasan bin Ubaidullah dari Ibrahim bin Suwaid dia berkata, "Alqamah shalat Zhuhur mengimami kami lima rakaat, ketika dia mengucapkan salam, maka suatu kaum berkata, 'Wahai Abu Syibl, kamu telah melakukan shalat lima rakaat!.' Dia menjawab, 'Tidak demikian, aku tidak melakukannya.' Mereka berkata, 'Ya, kamu telah melakukannya.' Perawi berkata, 'Aku berada di sujud suatu kaum, dan aku ketika itu masih kecil. Aku berkata, 'Ya kamu telah shalat lima rakaat.' Dia berkata kepadaku, 'Dan kamu juga mengatakan demikian wahai A'war? ' Aku menjawab, 'Ya.' Lalu dia berpaling, lalu bersujud dua kali, kemudian mengucapkan salam. Kemudian dia berkata, 'Abdullah berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam shalat mengimami kami lima rakaat. Ketika beliau berpaling maka kaum tersebut menggumam di antara mereka, maka beliau bertanya, 'Ada apa dengan kalian? ' Mereka menjawab, 'Wahai Rasulullah, apakah rakaat dalam shalat ditambahkan? ' Beliau menjawab, 'Tidak.' Mereka berkata, 'Sesungguhnya kamu telah melakukan shalat lima rakaat.' Lalu beliau berpaling kemudian sujud dua kali, kemudian mengucapkan salam. Kemudian beliau bersabda, 'Aku hanyalah manusia biasa yang bisa lupa sebagaimana kalian juga bisa lupa.' Ibnu Numair menambahkan dalam hadisnya, 'Apabila salah seorang dari kalian lupa, hendaklah dia bersujud dua kali'."
hadits tersebut bukan soal Rasulullah lupa ayat Al-Qur'an..
Jimmy Jeffry : Ok pak, kita beda memahami term "hafal Quran" karena menurut saya tidak berarti "hafal seluruh ayat quran" tentu dalam konteks masa Muhammad atau sebelum standarisasi Uthman.
"semangat untuk memberikan pukulan terakhir..." ?? easy pak... kita hanya mempertajam posisi kita masing-masing dan memang kalau dilanjutkan cenderung "pengulangan" point dan bisa membosankan pembaca, saya juga tidak berminat pak. Yah tentang hafalan sudah cukup pembahasannya.
Sekarang kita bandingkan versi terjemahan lain dari tulisan Suyuti. "..Ibn Umar al–Khattab explicitly admits, "Let no one of you say that he has acquired the entire Qur’an for how does he know that it is all? MUCH OF THE QURAN HAS BEEN LOST, thus let him say, ‘I have acquired of it what is AVAILABLE" (Suyuti: Itqan, part 3, page 72).
Dan dari Abu Ubaid. "...Said Abu ‘Ubaid: Isma’il b. Ibrahim related to us from Ayyub from Nafi‘ from Ibn ‘Umar who said – Let none of you say, “I have learned the whole of the Koran,” for how does he know what the whole of it is, when MUCH of it HAS DISAPPEARED? Let him rather say, “I have learned what is EXTANT THEREOF.” (Abu Ubaid’s Kitab Fadail-al-Qur’an)
Mari kita lihat penggunaan kalimat dari ketiga versi tulisan tentang pernyataan Umar tsb.
- Much of the Qur'an has gone (sudah tidak ada) ... I have got what has survived (masih bertahan)
- Much of the Quran has been lost (telah hilang) ... I have acquired of it what is AVAILABLE (masih tersedia)
- Much of it has disappeared (telah hilang) ... I have learned what is Extant Thereof (masih ada)
Memang judul section tentang Abrogating and the Abrogated, namun apakah konsep abrogation yang dimaksud Umar SAMA dengan konsep abrogation yang umumnya muslim termasuk anda pegang saat ini?
Memang benar memahami sebuah teks harus melihat konteksnya, namun kajian dari link yang anda ajukan tidak memberi penjelasan konteks dari teks tentang pernyataan Umar tsb. Kecuali mengutip pendapat ahli tafsir-tafsir lainnya terhadap pernyataan Umar tsb. Jika memang yang dimaksud Umar adalah ayat-ayat yang telah dinasakh maka dia tidak akan menggunakan term seperti has gone-survived atau has been lost-available atau has disappeared-thereof.
Suyuti atau para penerjemahnya tentu telah memahami konteksnya sehingga menggunakan term-term seperti di atas. Dan jika memang pendapat-pendapat para ahli tafsir lain yang direfer link tsb bahwa yang dimaksud Umar adalah ayat-ayat yang dinasakh maka edisi-edisi revisi untuk berbagai versi itu akan menggantikan dengan kata abrogated, namun sepertinya belum ada versi terjemahan seperti itu.
Jika tetap dikaitkan konsep abrogation dengan pernyataan Umar tsb, maka posisi Umar memandang bahwa AYAT-AYAT YANG DI-NASAKH yang jumlahnya BANYAK itu akan HILANG SEMUANYA dari Quran. Ini bertolak belakang dengan konsep yang anda pegang tentang nasakh-mansukh yang ada ayat-ayat yang hukumnya telah dinasakh tetapi Teksnya masih tetap. Perhatikan juga dengan kata BANYAK ayat-ayat Quran.. apakah memang ada banyak ayatayat quran yang telah dinasakh tsb?
Anda tentu mengutip hadist-hadits di atas dari Ensiklopedi Kitab 7 Imam Hadist dalam terjemahan Indonesia. Saya belum menemukan kutipan-kutipan di atas dalam terjemahan Inggris, silahkan anda menyebutkan book, volume & nomor hadistnya. Saya agak heran, karena beberapa apologis muslim tidak menggunakan hadist-hadits tsb dalam berapologi tentang kelupaan Muhammad tsb. Referensi hadist yang saya gunakan:
- Sahih Bukhari, translated by Dr. M. Mukhsin Khan
http://www.usc.edu/org/cmje/religious-texts/hadith/bukhari/
- The Sahih Collection of al-Bukhari, by Imam Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardiziyeh al-Bukhari, translated by: Ustadha Aisha Bewley,
http://www.sunnipath.com/library/Hadith/H0002P0000.aspx
Muslim :: Book 4 : Hadith 1721 'A'isha reported that the Apostle of Allah (may peace be upon him) listened to the recitation of the Qur'an by a man in the mosque. Thereupon he said: May Allah have mercy upon him; be reminded me of the verse which I had been made to forget.
Muslim :: Book 4 : Hadith 1720 'A'isha reported that the Apostle of Allah (may peace be upon him) heard a person reciting the Qur'an at night. Upon this he said: May Allah show mercy to him; he has reminded me of such and such a verse which I had missed in such and such a surah.
Bukhari :: Book 6 :: Volume 61 :: Hadith 562 Narrated 'Aisha: The Prophet heard a reciter reciting, the Qur'an in the mosque at night. The Prophet said, "May Allah bestow His Mercy on him, as he has remind ed me of such-and-such Verses of such and-such Suras, which I missed!"
Jika memang benar ada hadist seperti itu yang ada kalimat "...yakni ayat yang telah aku gugurkan dari surat ini dan ini", maka yang menjadi pertanyaan mengapa dalam hadist lain tidak ada kalimat seperti itu? Lalu mengapa yang menggugurkan adalah Muhammad bukan Allah? ... Dan jika memang seperti itu, tetap tidak menghilangkan fakta bahwa Muhammad bisa LUPA ayat-ayat Quran walaupun ayat-ayat itu kemudian dinasakhkan.
Anda mengutip surah Al-Alaa 6 namun anda tidak menyebut ayat 7 6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa, 7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. Saya kira cukup jelas bahwa Muhammad memang LUPA pada beberapa ayat Quran dan secara teologis alasannya bahwa Allah menghendaki Muhammad bisa lupa. Tentu akan menimbulkan pertanyaan teologis pula, mengapa Allah menghendaki Muhammad bisa lupa? bukankah "hafalan" terhadap Quran begitu sentral dalam konsep teologi Islam.
Yah point anda kali ini tepat.. bahwa Muhammad lupa dalam jumlah rakaat. Dalam hadist ini dia lupa "satu rakaat" dan dari peringatan orang yang bernama Talha ibn Ubaydullah, Muhammad kemudian masuk kembali ke masjid dan memimpin sembahyang satu rakaat tsb.
Dawud :: Book 3 : Hadith 1018 Narrated Mu'awiyah ibn Khudayj: One day the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) prayed and gave the salutation while a rak'ah of the prayer remained to be offered. A man went to him and said: You forgot to offer one rak'ah of prayer. Then he returned and entered the mosque and ordered Bilal (to utter the Iqamah). He uttered the Iqamah for prayer. He then led the people in one rak'ah of prayer. I stated it to the people. They asked me: Do you know who he was? I said: No, but I can recognise him if I see him. Then the man passed by me, I said: It is he. The people said: This is Talhah ibn Ubaydullah.
Namun dalam hadist yang lain justru Muhammad sembahyang dengan jumlah rakaat yang banyak.
Dawud :: Book 3 : Hadith 1015 Narrated Abdullah ibn Mas'ud: The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) offered prayer. The version of the narrator Ibrahim goes: I do not know whether he increased or decreased (the rak'ahs of prayer). When he gave the salutation, he was asked: Has something new happened in the prayer, Apostle of Allah? He said: What is it? They said: You prayed so many and so many (rak'ahs)...I am only a human being and I forget just as you do; so when I forget, remind me.."
Point tentang ayat-ayat Quran yang Muhammad lupa memang kurang tepat mengacu pada hadist-hadits ini, namun menyajikan persoalan baru yaitu Muhammad LUPA terhadap jumlah rakaat dalam sembahyang, ada jumlah rakaatnya yang kurang dan ada justru lebih.
Point tentang ayat-ayat Quran lebih tepat pada hadist yang telah dibahas pada posting sebelumnya.
Muslim :: Book 4 : Hadith 1721 'A'isha reported that the Apostle of Allah (may peace be upon him) listened to the recitation of the Qur'an by a man in the mosque. Thereupon he said: May Allah have mercy upon him; be reminded me of the verse which I had been made to forget.
Arda Chandra : Kelihatannya perbedaan yang ada bukan antara Ibnu Umar dengan Suyuthi, tapi antara pemahaman anda dengan tafsir oleh Suyuthi. Anda memahaminya melalui terjemahan dalam bahasa Inggeris sedangkan Suyuthi memahami perkataan Ibnu Umar dalam bahasa aslinya sehingga dia mencantumkan hadist tersebut dalam pembahasan soal nasikh-mansukh. Tentu saja lumrah adanya perbedaan ini dan orang-orang akan menilai sendiri mana pihak yang akan dipercayai lebih memahami tentang perkataan Ibnu Umar ini.
Tentang jumlah ayat yang dinasakh dan teksnya masih diingat orang tidak ada catatannya, juga istilah 'banyak' disini juga tidak menjelaskan berapa jumlahnya, namun memang bukan cuma 1 ayat saja.
(Terkait soal hadits Nabi Muhammad lupa ayat Al-Qur'an) Saya menemukan haditsnya pada link yang anda berikan :
Bukhari 4750. It is related that 'A'isha said, "The Prophet, may Allah bless him and grant him peace, heard a man reciting in the mosque and said, 'May Allah have mercy on him. He reminded me of such-and-such an ayat from such-and-such a sura." Hisham added, "I left them out of such-and-such a sura." It is corroborated from Hisham.
Bukhari 4755. It is related that 'A'isha said, "The Prophet , may Allah bless him and grant him peace, heard a man reciting at night in the mosque and said, 'May Allah have mercy on him. He reminded me of such-and-such an ayat which I missed from such-and-such a sura."
Satu lagi buat pak Jimmy Jeffry, saya kurang memahami bahasa Inggeris, apa maksud kata 'the verse which I had been made to forget', dan kata 'an ayat which I missed from such-and-such a sura'..?
Quote dari Jimmy Jeffry
Point tentang ayat-ayat Quran yang Muhammad lupa memang kurang tepat mengacu pada hadist=hadits ini, namun menyajikan persoalan baru yaitu Muhammad LUPA terhadap jumlah rakaat dalam sembahyang, ada jumlah rakaatnya yang kurang dan ada justru lebih.
Ini ibaratnya orang yang hafal lagu Indonesia Raya, tapi lupa apakah tadi pagi dia sudah sarapan atau belum, atau minum obat 2 kali karena lupa..
Quote dari Jommy Jeffry
Anda mengutip surah Al-Alaa 6 namun anda tdk menyebut ayat 7 6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa, 7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. Saya kira cukup jelas bahwa Muhammad memang LUPA pada beberapa ayat Quran dan secara teologis alasannya bahwa Allah menghendaki Muhammad bisa lupa. Tentu akan menimbulkan pertanyaan teologis pula, mengapa Allah menghendaki Muhammad bisa lupa? bukankah "hafalan" terhadap Quran begitu sentral dalam konsep teologi Islam.
Qatadah mengatakan :"Rasulullah tidak pernah melupakan sesuatu kecuali apa yang dikehendaki Allah". Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan firmannya 'oleh karena itu kamu tidak akan lupa' merupakan tuntunan. Dari mereka yang berpendapat demikian menjadikan makna pengecualian ini termasuk ke dalam nasakh. Dengan pengertian lain, engkau tidak akan lupa terhadap apa yang telah Kami bacakan kepadamu, kecuali apa yang dikehendaki Allah untuk dihilangkan, sehingga tidak ada dosa bagimu jika negkau meninggalkannya. (Tafsir Ibnu Katsir buku 8 hal 452)
Quote dari Jimmy Jeffry
Lalu mengapa yang menggugurkan adalah Muhammad bukan Allah?
Menasakh ayat Al-Qur'an merupakan kehendak Allah yang disampaikan melalui nabi Muhammad. Yang jelas nasikh-mansukh berakhir ditangan nabi Muhammad, bahwa semua ayat-ayat yang dinasakh selalu harus merujuk kepada apa yang beliau ajarkan. Tidak ada nasikh-mansukh yang dilakukan para sahabat..
Jimmy Jeffry : Pak Arda Chandra sepertinya tema-tema pembahasan saat ini sudah cukup lengkap terbahas... kecuali masalah nasakh-mansukh. Berikutnya kita akan masuk pada pembahasan fase kodifikasi Uthman yang didalamnya membahas berbagai mushaf, seven reading/ahruf/qiraah dll. Termasuk kembali mempertajam masalah oral transmission vs manuscript terutama meninjau perspektif ahli-ahli tafsir/historian klasik terhadap isu ini dan perbandingan Samarkand MSS vs Quran Egypt Edition 1924. Setelah itu masuk pada tahap akhir berupa konklusi & closing statement. Jika pembahasan dimulai akan berlangsung tanggap-menanggap yang panjang. Untuk itu saya pending sementara waktu dulu, karena memang saya kesulitan menyediakan waktu khusus berdiskusi, biasanya malam dan besoknya ngantuk.
Arda Chandra : OK pak Jimmy, silahkan dicari waktu yang memungkinkan, saya sendiri Insya Allah masih standby di internet..
No comments:
Post a Comment