Search This Blog

Feb 28, 2013

Sahabat yang Paling Berani

💬 : 0 comment
Bismillahirrahmanirrahim

Pemberani
Walaupun fisik Abu Bakar Ash-Shiddiq lemah dan kurus, tapi dia adalah orang yang kuat dalam memegang kebenaran dan tidak takut kepada siapa pun karena Allah.  Ali bin Abi Thalib, pernah bertanya kepada para sahabat, "Siapakah orang yang paling pemberani?" "Engkau wahai Amirul Mukminin", jawab mereka.

Kemudian Ali berkata lagi. "Tidak! Orang yang paling pemberani adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Demi Allah, aku pernah melihat Nabi SAW dikelilingi sekumpulan kaum kafir Quraisy yang sedang meraik dan mendorong beliau.  Sementara itu, kami mengintip dari jauh.  Kemudian datanglah Abu Bakar.  Demi meyakinkan Nabi SAW yang sendirian dan diperlakukan demikian oleh kafir Quraisy, Abu Bakar segera masuk dan menerobos orang-orang kafir tadi dan menghalangi mereka menjamah Rasulullah SAW.

"Apakah kalian hendak membunuh orang yang mengatakan Rabbku adalah Allah?" Mendengar hal itu, mereka meninggalkan NAbi SAW dan membopong Abu Bakar.  Ketika Uqbah bin Abu Mu'ith datang, Abu Bakar dibanting ke tanah.  Uqbah lantas melepas sandal dan memukul wajah Abu Bakar dengan sandal tersebut terus-menerus sehingga wajah Abu Bakar bengkak dan tidak diketahui lagi bentuk hidungnya.  Mengalirlah darah dari wajah Abu Bakar.  Ia pun Pingsan.

Sejurus, datanglah kabilah Abu Bakar, Bani Tamim.  Mereka membawanya ke rumah, dengan sangkaan nyawa Abu Bakar tak tertolong lagi.  Mereka berkata kepada ibunya, "Jika dia hidup, maka berilah dia makan dan minum."  Setelah itu, orang-orang Bani Tamim mendatangi Uqbah dan mengancamnya, "Jika Abu Bakar sampai meninggal, mereka pasti akan menuntut balas atas kematiannya."

Begitu siuman, kalimat yang keluar dari lisan Abu Bakar, "Apa yang terjadi pada Rasulullah SAW?" ibunya yang waktu itu belum memeluk Islam menjawab, "Apakah kamu masih mengingatnya?" "Demi Allah, aku tidak akan makan atau minum apapun hingga jiwaku merasa tenang dengan keadaan Rasulullah SAW.  Pergilah ke tempat Ummu Jamil Fatimah binti Al-Khattab dan buatlah diriku tenang dengan menanyakan kabar Rasulullah kepadanya."  Sang ibu pun pergi ke tempat Fatimah binti Al-Khattab.  Waktu itu putri Al-Khattab masih menyembunyikan keislamannya.  Putri Al-Khattab pun berkata,"Demi Allah aku tidak tahu tentang putramu dan Muhammad.  Akan tetapi apabila engkau menginginkan agar anakmu tenang, maka aku akan datang bersamamu."

Mereka berdua datang menemui Abu Bakar.  "Apa yang terjadi dengan Rasulullah?" tanya Abu Bakar.  Fatimah menjawab, "Aku tidak mengetahui keadaan Rasulullah."  Abu Bakar lalu berkata lagi, "Jangan khawatir dia adalah ibuku." Fatimah lalu menjawab, "Dia baik-baik saja."  Abu Bakar kemudian berkata, "Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum hingga aku melihat sendiri keaadaan beliau." "Tunggu sebentar," kata Fatimah.  Abu Bakar mencoba berdiri, tetapi tidak dapat berjalan.  Akhirnya, ia dibopong oleh keduanya sampai di rumah Al-Arqam bin Abi Arqam.

Abu Bakar mengetuk pintu.  Begitu pintu terbuka, terlihatlah Nabi SAW.  Nabi melihat keadaan Abu Bakar, Nabi pun merasa iba.  Beliau menuntunnya dan memeluknya.  "Demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak apa-apa.  Hanya wajahku saja yang terluka." kata Abu Bakar ketika melihat Rasulullah SAW merasa khawatir dan kasihan kepadanya.

Melihat luka tersebut, Nabi pun merasa kasihan dan berdoa untuknya.  Abu Bakar kemudian berkata, "Ya, Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Dia memberikan petunjuk kepada ibuku!" Nabi SAW kemudian berdoa, "Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada ibu Abu Bakar." Setelah itu, ibu Abu Bakar berdiri dan mengucapkan dua kalimat syahadat, "Asyhadu an la Ilaha Illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.."

Alhamdulillah, kisah ini dikutip dari buku "Jejak Para Khalifah" oleh Amru Khalid.

No comments:

Post a Comment