Search This Blog

Mar 16, 2014

Dinamika Politik Kaum Muslimin Sepeninggal Muhammad

💬 : 0 comment
Dinamika Politik Kaum Muslimin Sepeninggal Muhammad seringkali ditafsirkan menurut kepentingan masing masing kelompok Islam demi justifikasi kebenaran kelompoknya sembari melempar kesalahan pada kelompok lain. Yang paling getol adalah kelompok Syiah. Dengan mendramatisir peristiwa berdasar beberapa riwayat (baik yang kuat maupun yang abal abal) mereka menyalahkan "takdir" dibaiatnya Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Menurut mereka harusnya Ali bin abi Thalib. Mereka katakan seandainya Ali yang jadi presiden tentu kaum muslimin hari ini tidak carut marut. Benarkah demikian? tentu saja ini hanyalah angan angan kosong yang dalam beberapa hal mirip dengan gagasan kaum zindiq yang menyalahkan kejadian masa lalu untuk justifikasi keadaan mereka hari ini. Kaum zindiq biasa mengatakan,"Andai dulu Adam tidak makan buah kuldi,....". Mereka mengira carut marut manusia hari ini semua gara gara Adam. Lantas bagaimana sebenarnya dinamika politik dimasa 4 khalifah itu? Mari kita simak uraian berikut.

Abu Bakar Presiden Terpilih Pertama

Hujatan kelompok Syiah atas Abu Bakar, tidak menghapus sejarah. Dan bagaimanapun kuatnya usaha mereka membentuk opini negatif atas terpilihnya Abu Bakar, itu semua tidak menghapus kenyataan bahwa seluruh kaum Muslimin saat itu (sebelum kelompok Persia penghujat abu Bakar ini lahir) semuanya berbaiat bahwa Abu Bakar sebagai presiden. Jika orang orang Syiah Persia hari ini tidak suka Abu Bakar menjadi presiden saat itu, maka sebaliknya,.. Ali bin abi Thalib justru menjadi penasihat utama Abu Bakar.

Salah satu paradigma Syiah paling masyhur adalah bahwa berbaiat kepada Abu Bakar adalah kesalahan besar yang membatalkan keimanan seorang muslim, karena seharusnya kaum muslimin berbaiat kepada Imam yang sah yaitu Ali bin Abi Thalib.

Tak ada yang meragukan kapasitas Ali sebagai Presiden, tetapi menganggap batalnya keimanan karena mengangkat Abu Bakar, merupakan angapan tak berdasar dan sangat bernuansa politis. bahkan kenyataannya saat peristiwa itu terjadi, anggapan semacam ini tak pernah ada.

Jika memang hal demikian bukan hanya bersifat politis dan menyangkut masalah keimanan, tentu Ali tidak membiarkannya terjadi. Dia dapat dipastikan berani maju menggantikan Abu Bakar sembari memberikan penjelasan masalah keimanan tadi. Kemudian tidak mungkin Abu Bakar menolak penjelasan Ali.

Namun semua itu tidak terjadi, bahkan Ali berbaiat dan menjadi penasihat utama Abu Bakar. Jadi tak ada masalah apapun saat itu. Masalahnya muncul di Persia puluhan tahun setelah semuanya lewat.


Umar Bin Khattab Presiden Paling Hebat Sepanjang Masa





No comments:

Post a Comment