Search This Blog

Aug 10, 2015

Fenomena Zaman Modern Istri Bersedekah Untuk Suami

💬 : 0 comment
Dizaman yang (katanya) modern ini, dengan slogan emansipasi wanitanya; pria dan wanita mendapatkan kesejajaran hak dalam (salahsatunya) tugas dan kerja. Ada kalanya posisi wanita lebih hebat dan lebih baik dari sisi ekonomi dibanding pria. Begitu juga halnya dengan berbagai fenomena dirumahtangga. Istri bekerja dengan berpenghasilan namun sang suaminya tidak memiliki status pekerjaan dan tanpa pendapatan.

Dalam sebuah hadis ada disebutkan bahwa boleh hukumnya seorang istri bersedekah kepada suami terutama bila suaminya belum bekerja dan/ atau memiliki penghasilan yang sedikit.

Bahkan, seorang istri diperbolehkan mengeluarkan zakat wajibnya kepada suaminya yang fakir atau miskin atau termasuk dalam kriteria orang yang berhak mendapatkan zakat. Itu karena seorang istri tidak memiliki kewajiban menafkahi suaminya.

Bersedekah kepada suami merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang istri. Sedekah yang dikeluarkan oleh istri kepada suaminya tidak hanya akan menumbuhkan jalinan yang harmonis dengan Allah SWT juga menjadi sebab terjalinnya hubungan yang mesra dengan suami dan anggota keluarganya.

Ketika seorang istri bersedekah kepada suaminya, ia mendapatkan dua pahala, seperti sabda Rasulullah SAW di atas, "Bagi kedua wanita itu mendapatkan dua pahala, yaitu pahala (menyambung) kerabat dan pahala sedekah." (Muttafaqun 'alaih).

Selain itu, ketika seorang istri bersedekah kepada suaminya sesungguhnya ia telah merealisasikan hikmah dan tujuan dari pernikahan yang membuat tali ikatan pernikahan semakin kuat dan kokoh.

Di antara tujuan dan hikmah pernikahan adalah mengatur hubungan laki-laki dengan wanita berdasarkan asas pertukaran hak, saling menolong dan saling kerja sama yang produktif dalam suasana cinta kasih dan perasaan saling menghormati yang lain.

Hadits Tentang Istri Bersedekah Untuk Suaminya

Zainab berkata, "Saya pulang menemui Abdullah bin Mas’ud (suamiku), dan menyatakan, "Sesungguhnya engkau laki-laki yang sedikit penghasilannya sedangkan Rasulullah SAW memerintahkan kami bersedekah maka datangilah dan bertanyalah kepada beliau. Kalau boleh, saya bersedekah kepadamu dan kalau tidak boleh saya berikan kepada orang lain."

Abdullah berkata, "Kamu sendirilah yang datang kepada beliau."Maka saya pun berangkat ke tempat Rasulullah SAW dan di sana ada seorang wanita Anshar yang berada di pintu beliau untuk menyampaikan permasalahan yang sama.

Keluarlah Bilal untuk menemui kami. Kamipun berkata kepada Bilal, "Temuilah Rasulullah SAW dan kabarkanlah beliau kalau ada dua orang wanita yang berada di depan pintu beliau yang akan bertanya apakah boleh sedekah diberikan kepada suami dan anak-anak yatim yang diasuh keduanya? Dan jangan kamu jelaskan siapa kami ini."

Bilal kemudian masuk dan menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW, beliau bertanya, "Siapakah dua wanita itu? Bilal menjawab, "Seorang wanita Anshar dan Zainab." Tanya beliau pula, "Zainab yang mana?"  Ia menjawab, "Istri Abdullah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Bagi kedua wanita itu mendapatkan dua pahala, yaitu pahala (menyambung) kerabat dan pahala sedekah." (Muttafaqun ‘alaih).

Oleh karena itu, bila seorang istri hendak bersedekah perhatikan dulu suaminya apakah ia layak disedekahi atau tidak sebelum bersedekah kepada orang lain. Karena bersedekah kepada suami yang fakir harus diutamakan sebelum bersedekah kepada yang lainnya.

Dalam praktiknya, sedekah kepada suami yang belum memiliki penghasilan atau berpenghasilan rendah tidak hanya dengan materi.

Memotivasi suami agar bersemangat mencari nafkah untuk keluarga merupakan bagian dari sedekah juga yang layak diperhatikan dan dilakukan  seorang istri. Wallahu’alam


No comments:

Post a Comment