Search This Blog

Apr 29, 2014

Misteri Surga, Malaikat, Adam, dan Iblis Saat Penciptaan Manusia

💬 : 0 comment
misteri surga malaikat adam hawa iblis saat penciptaan manusia
Misteri Surga, Malaikat, Adam, dan Iblis Saat Penciptaan Manusia. Dasar rujukan dalam mengungkap misteri ini kita pilih Al Quran karena sepanjang sejarah pembahasan misteri surga, malaikat, Adam dan Iblis, tidak ada rujukan lain yang memiliki konsistensi logika yang setara dengan al Quran. Secara umum orang memahami bahwa Adam diciptakan di surga kemudian digoda iblis sehingga melanggar larangan Allah. Oleh karenanya Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dan beranak pinak hingga sekarang. Teramat banyak persoalan muncul dari penuturan di atas. Yang paling pelik dan jarang bisa dijawab oleh para ustadz dan Kiai adalah masalah kenapa Iblis bisa masuk ke surga dan menggoda adam? yang tak kalah pelik adalah kalimat Quran yang berbunyi,"...dan ingatlah ketika kami katakan kepada malaaikah, sujudlah kalian kepada adam, maka semuanya bersujud kecuali Iblis"... orang bertanya, bukankan Iblis itu nama seorang mkhluk dari jenis Jin? kenapa dia ada di dalam kelompok malaikat?" Uraian singkat berikut akan mengungkap Misteri Surga, Malaikat, Adam, dan Iblis Saat Penciptaan Manusia. Mari kita perhatikan:


Misteri Surga, Malaikat, Adam, dan Iblis Saat Penciptaan Manusia


Dan ingatlah ketika Rabb mu berkata kepada "malaaikat" , "Sesungguhnya Aku akan menjadikan di bumi ini seorang khalifah!".......dst.... (QS 2 Baqarah ayat 30)

Dan ingatlah ketika Kami katakan kepada malaaikat, "Sujudlah kalian semua kepada Adam!",... maka semuanya bersujud kecuali Iblis. Dia menolak dan menyombongkan diri tidak mau bersujud, dan dia (dengan demikian) termasuk orang yang mengingkari perintah Kami"..... (QS2 Al Baqarah ayat 34)

Ada beberapa bagian Quran yang menceritakan kejadian penciptaan Adam ini, dengan beberapa detil penekanan tematik. Orang mengira bahwa peristiwa di atas terjadi di dalam surga, padahal sejatinya tidak demikian. 

Detil lebih lengkap dari penolakan dan pengusiran Iblis dapat kita baca dalam QS 7 Al A'raaf ayat 11-25. Secara kronologis disebutkan bahwa setelah Iblis menolak perintah Allah, dia diusir dari "tempat itu". Kalimat "fakhruj" yang berarti "keluarlah" menunjukkan sebuah mekanisme ke-luar (dari inside menuju outside). Orang menyimpulkan bahwa inside=surga dan outside=dunia. Kesimpulan ini tidak tepat, karena makna "fakhruj" lebih dari sekedar keluar dalam arti ruang geometri. Seorang siswa yang dikeluarkan dari sekolah,... anggota partai yang dikeluarkan dari partai,... kedua kasus itu mewakili kata "fakhruj" dalam kasus pengusiran Iblis. Artinya Iblis saat itu diusir keluar dari "majelis" sidang yang dihadiri seluruh makhluk termasuk seluruh jin dan malaikat dalam rangka pelantikan Adam sebagai khalifah dibumi. Ada satu ayat yang melukiskan betapa majelis tersebut teramat agung, sbb:

"Turunlah kau wahai Iblis dari tempat itu, karena tidak sepatutnya kamu menyombongkan diri dalam majelis itu, maka get out of here,..sesungguhnya kamu termasuk orang yang hina karena berlaku sombong dalam majelis yang penuh keagungan ini"  (QS 7 al a'raaf ayat 13)

Coba perhatikan stempel hina yang diberikan pada Iblis setelah ditegur keras tidak layak sombong dalam majelis agung.  Keagungan dan kehinaan tidak berkorelasi pada surga dan dunia,.. karena baik surga maupun dunia sama sama agung, dan tidak mengandung unsur hina. Keagungan dunia dan alam raya sebagai ciptaan Allah bahkan beberapa kali disebut dalam Quran dengan kalimat, "Aku bersumpah demi penciptaan,....dst"

Penjelasan mengenai hakikat pengusiran Iblis dari majelis, dan turunnya kedudukan Iblis dari terhormat menjadi hina, menjadi jawaban umum bagi problematika ruang geometri yang seringkali ditanyakan demikian, "Iblis sudah diusir dari surga tapi kok bisa masuk lagi untuk menggoda adam dan hawa, sampai akhirnya adam dan hawa juga diusir dari surga?"

Jadi Iblis diusir keluar bukan dari surga ke dunia,... tetapi diusir keluar dari mejelis agung pelantikan Adam sebagai khalifah fil ardli.


Misteri Surga, Malaikat, Adam, dan Iblis Saat Penciptaan Manusia


Kata "surga" sebagai terjemahan dari "jannah" dalam kisah tersebut muncul setelah Iblis diusir dari majelis agung pelantikan Adam. (QS 7 Al a'raaf ayat 19)
"Wahai Adam diamilah olehmu dan istrimu "jannah" ini, dan makanlah oleh kalian buah2an dimana saja kalian sukai dan janganlah kalian dekati pohon ini,...dst"


Kata "jannah" diterjemahkan sebagai surga, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa kata "jannah" yang berhubungan dengan sejarah Adam ini berbeda dengan "jannah" tempat kembalinya orang orang yang bertaqwa. Jannah yang disediakan sebagai balasan bagi manusia dan jin yang berhasil melalui kehidupan dengan iman , ibadah dan amal salih, memiliki adverb dibelakang kata jannah sbb: jannatun naim, jannatul firdaus. 

Beberapa mufassir mengarahkan tafsiran yang lebih konsisten dengan mengemukakan pendapat bahwa "jannah" dalam sejarah Adam ini berada di bumi juga karena tujuan penciptaan Adam sendiri adalah sebagai khalifatullah fil ardli (dibumi). 


Misteri Surga, Malaikat, Adam, dan Iblis Saat Penciptaan Manusia

Lalu bagaimana dengan peristiwa pengusiran Adam dan Hawa yang diisyaratkan dengan kata "turunlah" kalian dari "nya" ? Kata yang digunakan sama dengan kata serupa dalam peristiwa pengusiran Iblis sebelumnya, yaitu "ihbithu" yang bermakna "turun". Jika orang memahami kata turun sebagai perpindahan Adam dan Hawa dari surga ke dunia, maka para mufassirin berdasarkan konsistensi logis atas tafsiran ayat, meyarankan  bahwa makna turun haruslah diartikan turun dari kemuliaan tinggi menuju pada status kemuliaan yang lebih rendah. Hal ini tergambarkan dengan jelas dalam hal pakaian Adam dan Hawa. Sebelumnya, adam dan Hawa terbungkus pakaian "bikinan" Allah, namun ketika melanggar larangan Allah tiba tiba pakaian itu lenyap. Tadinya dimuliakan Allah, namun kesalahan yang diperbuatnya menyebabkan kemuliaan itu hilang.

Demikian penjelasan  tentang Misteri Surga, Malaikat, Adam, dan Iblis Saat Penciptaan Manusia berdasarkan keterangan otentik dari Allah melalui Quran, dengan tafsiran para ahli tafsir yang mempertimbangkan konsistensi logika sejarah dan tafsir.

semoga manfaat






No comments:

Post a Comment